Chevron dan Exxon kuasai kegiatan migas nasional
Indonesia sudah tak lagi berdaulat atas energi.
Indonesia sempat merasakan masa jaya ketika masih masuk dalam daftar negara pengeskpor minyak bumi. Secara perlahan predikat tersebut mulai memudar. Indonesia pun keluar dari keanggotaan OPEC atau negara pengekspor migas pada 2008. Bahkan, Indonesia mulai rajin mengimpor minyak.
Pengamat ekonomi dari Indonesia for Global Justice Salamuddin Daeng menilai, Indonesia tak lagi memiliki kedaulatan atas energi yang dimilikinya. Indikatornya, migas dalam negeri dikuasai perusahaan asing. Tercatat 160 kontraktor migas menguasai kontrak migas nasional. Ironisnya, 85 persennya produksi minyak mentah dikuasai perusahaan asing.
-
Bagaimana Miedes disajikan? Biasanya, warga Pundong menyajikan miedes dengan ragam sayuran seperti wortel, bawang daun maupun sawi hijau.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Apa itu Miedes? Miedes merupakan makanan khas dari daerah Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kuliner ini banyak diburu wisatawan luar daerah karena cita rasanya yang pedas dan menggugah selera.
-
Apa ciri mimisan yang berbahaya? Ciri mimisan berbahaya penting diketahui dan diwaspadai semua orang. Mimisan sendiri adalah kondisi saat hidung mengalami pendarahan. Meski umumnya tak berbahaya, mimisan juga bisa menjadi tanda dari suatu penyakit.
"Chevron dan Exxon menguasai hampir separuh produksi migas nasional," ujar Salamuddin dalam sebuah diskusi GMKN,di Jakarta, Kamis (20/6).
Sebagian besar usaha kegiatan hulu migas dikuasai Chevron. Perusahaan asal AS ini menguasai 47 persen produksi migas nasional. Sebesar 37 persennya dikuasai swasta dan asing lainnya. Di mana peran perusahaan nasional? Pertamina hanya menguasai 16 persen saja.
Dengan kondisi ini, dia melihat potensi kekayaan minyak nasional tidak lagi dapat dinikmati rakyat. Keuntungan dari sumber daya alam bidang migas dinikmati segelintir perusahaan asing. Anehnnya Indonesia juga harus membeli minyak miliknya sendiri dengan harga yang lebih mahal di pasar internasional.
"Migas diobral murah kepada perusahaan asing menyebabkan produksi nasional rendah, sementara harga semakin tinggi. Akibatnya negara dirugikan pada satu sisi, namun perusahaan minyak diuntungkan pada sisi yang lain," tegasnya.
Menurut International Energy Agency, beberapa negara juga masih memberikan subsidi energi. Sebut saja seperti Iran yang mengalokasikan subsidi BBM hingga USD 647 miliar, Rusia USD 359 miliar. Sedangkan Indonesia hanya USD 77 miliar.
(mdk/noe)