Curhat masyarakat soal rumitnya proses beli rumah subsidi
"Rumah yang subsidi jauh ribet mengurusnya, harus minta keterangan RT, RW."
PT Ad-House Cipta Indah bersama Bank BTN kembali menyelenggarakan Indonesia Property Expo (IPEX) 2016 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta. Pameran ini menyediakan 233 stand pengembang property se-Jabodetabek yang akan berlangsung dari 13-21 Agustus 2016.
Salah satu pengunjung pameran, Nana mengaku sedang mencari rumah non-subsidi. Menurutnya, rumah subsidi atau rumah murah yang disediakan pemerintah sangat sulit untuk mendapatkannya.
-
Di mana saja kawasan perumahan elit di Jakarta yang disebutkan dalam konteks ini? Berikut 5 kawasan perumahan elit di Jakarta: 1. Pondok Indah 2. Kemang 3. Menteng 4. Pantai Indah Kapuk (PIK) 5. Kelapa Gading
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Di mana letak Desa Promasan? Desa Promasan, Kabupaten Kendal, merupakan sebuah desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai pemetik daun teh. Letak desa ini cukup terpencil.
-
Di mana letak Pura Agung Jati Pramana? Pura Agung Jati Pramana terletak di Jalan Bali nomor 4, Merbau Asih, Kota Cirebon, dan jadi salah satu lokasi religi yang unik.
-
Siapa pemilik rumah bersejarah di Desa Purwosari? Rumah itu menyimpan banyak cerita pada masa pendudukan Belanda. Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Tak banyak yang tahu, rumah itu memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Dulunya, rumah itu pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kendal. Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
"Saya mencari rumah non-subsidi, kata teman saya, rumah yang subsidi jauh ribet mengurusnya, harus minta keterangan RT, RW, keterangan sudah punya rumah sebelumnya atau belum, bahkan bisa sampai lima atau enam lembar harus pakai materai, jadi prosesnya ribet," ujarnya di JCC, Jakarta, Minggu (14/8).
Meskipun prosesnya sangat rumit, PT Ad-House Indonesia yang bekerja sama Dengan Bank BTN, memberikan kemudahan bagi konsumen yang hendak membeli rumah subsidi dengan harga yang terjangkau.
"Kita bekerja sama dengan bank BTN, untuk rumah subsidi, kami memberikan kemudahan dengan bunga 5 persen dan uang muka hanya 1 persen, selain itu dapat dicicil selama 25 tahun," ujar Manager Director PT Ad-House, Igad Permana, Jakarta, Minggu (14/8).
Pengunjung IPEX lebih menyarankan agar lebih memilih rumah non-subsidi, dan syariah. Hal tersebut dikarenakan bunga yang tidak terus meningkat tiap tahunnya.
"Ya lebih baik beli rumah yang non-subsidi dan syariah, 10 tahun atau 15 tahun, bunganya lebih fair (adil), tidak ada kenaikan tiap tahunnya," ujar Nana.
Laporan: Aisyah
Baca juga:
Di pameran properti JCC, masuk gratis pulang bisa bawa mobil
Di pameran properti BTN, datang bawa KTP pulang bisa dapat rumah
Di pameran properti JCC, beli rumah subsidi cukup bayar DP 1 persen
Hingga Agustus, pemerintah catat 400.000 rumah terbangun
BTN tawarkan 40.000 rumah subsidi di Indonesia Properti Expo
Kebijakan tax amnesty bikin Industri properti makin moncer
REI tak mampu capai target program sejuta rumah