Dampak Virus Corona di Indonesia Terasa Mulai Maret 2020
Susi mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan korban virus corona yang terus bertambah yaitu dari 11 ribu orang terinfeksi pada 31 Januari hingga per hari ini mencapai 79.166 orang terinfeksi dan 2.444 orang meninggal dunia.
Sekretaris Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Susiwijono memprediksikan dampak virus corona baru atau COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia akan mulai terjadi pada Maret 2020.
"Puncaknya Virus Corona itu 20-30 Januari. Jadi kalau satu sampai dua bulan plus itu berarti di pertengahan Maret akan terasa," katanya di Jakarta, Senin (24/2).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Susi mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan korban virus corona yang terus bertambah yaitu dari 11 ribu orang terinfeksi pada 31 Januari hingga per hari ini mencapai 79.166 orang terinfeksi dan 2.444 orang meninggal dunia.
"Perubahannya sangat cepat dari ekonomi dan politik, jadi kita perlu hati-hati betul menyikapi COVID-19. Perkembangannya eksponensial," ujar Susiwijono.
Dia menjelaskan, virus corona berdampak pada ekonomi Indonesia, salah satunya melalui penerimaan negara dari sektor impor yang menurun karena sekitar 74 persen barang modal untuk industri atau impor Indonesia masih berasal dari China.
Meskipun hingga kini Indonesia masih memiliki stok bahan modal untuk industri, kata dia, namun persediaan itu diproyeksikan akan habis dalam waktu satu hingga dua bulan mendatang.
"Impor kita kan 74 persen barang modal bahan baku. Memang kita masih punya stok, tapi biasanya siklusnya satu sampai dua bulan akan kesulitan," katanya.
Dampak Penghentian Turis China
Tak hanya itu, dampak wabah virus corona juga terjadi melalui penghentian lalu lintas orang, terutama untuk wisatawan China yang telah dilakukan sejak 5 Februari sehingga menghilangkan penerimaan negara dari sektor pariwisata.
Dia melanjutkan, penghentian wisatawan China untuk masuk ke Indonesia juga berdampak pada lalu lintas uang yang hilang yakni melalui devisa.
"Masalah utamanya nanti berpengaruh kepada semuanya, lalu lintas barang, orang, dan uang. Kalau lalu lintas orang kita udah stop per 5 Februari sudah enggak ada orang dari China," ujarnya.
Oleh sebab itu, Susiwijono mengatakan pemerintah terus memonitor dan memikirkan upaya-upaya dalam menghadapi hal tersebut, seperti melalui RUU Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan yang sedang didorong realisasinya.
"Global sangat dinamis sekali, makanya RUU Cipta Kerja dan Perpajakan harus kita dorong secepat-cepatnya supaya bisa respon itu. Lalu bagaimana insentif untuk tiket, insentif belanja di depan yang kaitannya dengan bantuan sosial, dana desa, karena ini kan strategi," katanya.
(mdk/idr)