Dapat Utang USD 1,5 Miliar, PLN Gunakan Untuk Modali Proyek Kelistrikan
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pembangunan infrastruktur kelistrikan yang akan dimodali dari uang hasil penerbitan global bond adalah transmisi kelistrikan.
PT PLN (Persero) telah mendapat utang sebesar USD 1,5 miliar dari penerbitan Global Bond. Nantinya, utang tersebut akan digunakan untuk memodali pembangunan infrastruktur kelistrikan program 35 ribu Mega Watt (MW).
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pembangunan infrastruktur kelistrikan yang akan dimodali dari uang hasil penerbitan global bond adalah transmisi kelistrikan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
PLN fokus membangun transmisi pada 2020, untuk menyeimbangkan pembangunan pembangkit listrik yang hampir selesai. "Transmisi ini kami fokus supaya bisa menyambung karena pembangkit sudah ada yang jadi," kata Inten, di Jakarta, Selasa (12/11).
Dalam program kelistrikan 35 ribu MW, PLN mendapat tugas membangun pembangkit, perolehan dana dari global bond juga untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik. "Jadi ini diperlukan untuk kelanjutan proyek yang dalam proses pengadaan sudah tinggal sedikit lagi 600-700 MW," tandasnya.
Kemudahan Pembebasan Lahan
Sripeni Inten mengatakan, PLN mendapat kemudahan pembebasan lahan untuk membangun infrastruktur kelistrikan, setelah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Agraria Tata Ruang (ATR).
"Alhamdulillah, MOU antara PLN dengan Kementerian ATR sungguh merupakan satu terobosan yang akan mempercepat proses sertifikasi lahan milik PLN maupun proses-proses pengadaan khususnya transmisi," kata Inten, usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman, di Jakarta, Selasa (12/11).
Menurut Inten, selama ini pembangunan transmisi mengalami kendala pembebasan lahan, sehingga kemajuannya berlangsung lambat. Namun, perusahaan tersebut sudah mendapat solusi dari Kementerian ATR, dengan menggunakan skema penentuan lokasi.
Inten pun berharap, dengan adanya terobosan dari Kementerian ATR pembangunan transmisi bisa dipercepat, sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)