"Di Tengah Pandemi ini yang Kita Butuhkan Adalah Gebrakan"
Isu reshuffle di Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf kembali berembus. Dua menteri dikabarkan bakal digantikan pekan ini. Keduanya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ada sejumlah nama disiapkan.
Isu reshuffle di Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf kembali berembus. Dua menteri dikabarkan bakal digantikan pekan ini. Keduanya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ada sejumlah nama disiapkan. Namun, Presiden Jokowi belum menentukan siapa bakal dipilih.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah menilai, banyak faktor menjadi pertimbangan Kepala Negara ketika merombak kabinet. Mulai memikirkan nama paling dominan mengisi kursi pengganti. Hingga mengevaluasi kinerja menteri yang 'tidak terlihat'. Karena, tujuan dari reshuffle membawa perubahan ke arah lebih baik.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Siapa saja yang sudah mengusulkan nama calon menteri untuk kabinet Prabowo? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui memang sudah ada beberapa partai politik (parpol) yang mengusulkan nama untuk diajukan sebagai menteri kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana Bahlil Lahadalia masuk ke dalam kabinet Presiden Jokowi? Bahlil mengaku masuk kabinet Presiden Jokowi pada 2019 bukan dari usulan atau perwakilan Golkar.
-
Siapa yang berhak menentukan susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
"Pak Jokowi mempertimbangkan semua faktor itu. Termasuk misalnya bagaimana kalau mengakomodir Partai Amanat Nasional (PAN)," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Selasa (23/11).
Perombakan kabinet muncul bersamaan dengan bergabungnya PAN ke koalisi beberapa waktu lalu. Kursi menteri untuk kader PAN, dianggap konsekuensi dari dukungan yang diberikan partai berlambang matahari itu kepada pemerintah.
Memang tidak ada yang salah ketika mengakomodir koalisi. Namun perlu diutamakan dari presiden adalah bagaimana kinerja dari kabinet itu sendiri. Jangan sampai, mempersilakan masuk PAN justru akan memperburuk kabinetnya.
"Tapi kalau seandainya akan mengakomodasi PAN, tapi tidak ada satupun posisi memungkinkan tidak diganti, saya kira pak Jokowi juga realistis," sambung dia.
Namun, dia melihat kemungkinan besar nama-nama beken dari PAN bakal menduduki salah satu kursi menteri. Ini diperkuat dari kinerja beberapa menteri yang dianggap tidak terlihat selama pandemi Covid-19. Termasuk Budi Karya Sumadi dan Syahrul Yasin Limpo. "Kan menteri-menteri muncul dipermukaan itu-itu lagi. Di tengah pandemi ini kita butuhkan adalah gebrakan," ujarnya.
Terkait munculnya nama pengganti dua menteri di atas, Piter tidak mempersoalkan. Termasuk di dalamnya ada sosok mantan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto. Sebab, paling penting adalah bagaimana Jokowi melakukan perubahan. Supaya di periode kedua bisa meningkatkan lebih baik kinerjanya para pembantunya.
"Kalau saya tidak melihat nama tapi yang kita butuhkan itu adalah orang yang pas di tempat yang benar-benar bisa menjadi lebih baik daripada menteri yang sekarang. Jangan sampai kita hanya menaruh orang kemudian kita tidak melihat satu perubahan yang menjadi lebih baik," pungkasnya.
Budi Karya Sumadi dan Syahrul Yasin Limpo Bakal Kena Reshuffle
Sebelumnya, dua pejabat Istana Presiden mengakui, Budi salah satu menteri yang bakal diganti dalam reshuffle yang dijadwalkan pekan ini. Alasannya bukan karena kinerja. Tapi kondisi kesehatan yang terus menurun.
Pejabat pemerintah ini membocorkan, Jokowi berencana merombak kabinet pekan ini. Dua kandidat pengganti Budi di antaranya mantan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Jokowi belum menentukan siapa bakal dipilih.
Bukan hanya Budi Karya yang bakal diganti. Posisi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo juga tengah disorot presiden. Bahkan menurut dua pejabat Istana, NasDem telah menyodorkan nama Prananda Paloh, anak Ketum NasDem Surya Paloh sebagai gantinya.
Sekjen NasDem, Jhonny G Plate membantah partainya menyodorkan nama Prananda untuk mengganti Syahrul. Bahkan, saat dikonfirmasi, nada suara Jhonny meninggi. "Kamu Presiden bukan? Ya sudah, kalau itu tanya Presiden," kata Jhonny di Gedung DPR.
Pranda sendiri merasa heran soal isu namanya masuk menggantikan Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian. Menurut dia, NasDem tidak dalam posisi menyodorkan nama menteri. Tapi, dia mengaku siap jika diminta menjadi menteri kabinet.
"Mungkin ke depan siap untuk dimana pun ditempatkan," kata Prananda saat dikonfirmasi merdeka.com.
Syahrul Yasin Limpo mengaku belum mendengar ada reshuffle pekan ini. Termasuk soal kabar dirinya yang bakal diganti oleh Prananda Paloh. Hanya saja, dia menekankan, NasDem tidak pernah mengajukan nama Prananda.
"Tidak tahu saya. Tidak ada ajukan-ajukan itu," jelas Syahrul di Istana.
(mdk/bim)