Duduk Perkara Terancam Batalnya Sistem Bayar Tol Tanpa Sentuh di Indonesia
Sistem bayar tol tanpa sentuh atau multi lane free flow (MLFF) disebut-sebut telah memakan dana sebanyak USD 80 juta atau setara Rp1,19 triliun. Namun, sistem ini terancam batal diterapkan di Indonesia.
Sistem bayar tol tanpa sentuh atau multi lane free flow (MLFF) disebut-sebut telah memakan dana sebanyak USD 80 juta atau setara Rp1,19 triliun. Namun, sistem ini terancam batal diterapkan di Indonesia. Sebab, Badan Usaha Pelaksana (BUP) telah menunda uji coba pada 1 Juni 2023 mendatang.
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS,) Musfihin Dahlan menerangkan, masa persiapan menuju uji coba 1 Juni 2023 di Bali mendatang sebetulnya sudah masuk tahap final. Hanya saja, ada kendala yang membuat sejumlah persyaratan sistem dinilai tak memadai.
-
Apa saja kasus yang viral dan baru ditangani polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice' Kasus pertama Jalan Rusak di Lampung Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat Kasus kedua Ibu Beri Minum Kopi Kepada Bayi Video seorang ibu memberi minum kopi susu saset kepada bayi berusia 7 bulan viral Januari lalu Kasus ketiga Penganiayaan Mario Dandy Aksi Mario menganiaya David viral di Twitter Kasus ini turut menyeret ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, pejabat Ditjen Pajak Kasus keempat Penganiayaan Aditya Hasibuan Anak dari eks Kabag Binops Ditnarkoba Polda Sumut ini melakukan penganiayaan ke Ken Admiral AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat Kasus kelima Koboi Jalanan Tol Tomang David Yulianto 'koboi' penodong senjata ke sopir taksi online, Hendra viral di media sosial David menggunakan mobil Mazda dengan pelat nomot dinas kepolisian palsu
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Musfihin menjelaskan, ada 9 tahapan secara total, mulai dari studi kelayakan, hingga proses komersialisasi sistem multi lane free flow (MLFF) ini. Kemudian, ada sejumlah sub kontraktor yang terlibat dalam menyiapkan sistem MLFF di Indonesia ini.
Secara struktur organisasi, RITS berada di bawah Roatex Ltd Zrt yang bermarkas di Hungaria. RITS meneken kerja sama dengan beberapa kontraktor dalam konsorsium multicontact. Di dalamnya, ada ICEL sebagai penggarap sistem sentral, Asyura sebagai penggarap AI-camera, dan Metalcom sebagai penggarap pekerjaan sipil.
"Semua ditunjuk pihak Hungaria, kami hanya bisa mengusulkan misal mengusulkan untuk pekerjaan untuk gantry, kita usulkan PT Perencana Jaya, itu yang memutuskan mereka dan mereka yang berkontrak langsung," kata dia di Kantor Pusat RITS, Jakarta, Selasa (31/5).
"80 persen lebih pekerjaan juga dilakukan dari Hungaria. Ini sehingga kami dari RITS terutama Indonesian partner, anggota BOD dari Indonesia tak bisa fully control terhadap proses pengembangan teknologi yang dilakukan oleh pihak Hungaria. Sebenarnya ini sudah diketahui juga oleh pemerintah," sambungnya.
Hitung-hitungan Uang Sudah Dihabiskan
Sementara itu, hitungan total USD 80 juta berasal dari biaya yang dikeluarkan mulai tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4, tahap 5, dan tahap 6. Mengingat, tahap 7 merupakan finalisasi, tahap 8 ada lah uji coba, sementara tahap 9 adalah proses komersialisasi.
Musfihin menegaskan, biaya ini bukan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Tapi, ini adalah biaya yang dikeluarkan Roatex Ltd Zrt Hungaria, di mana pencairan biaya ke kontraktor perlu mendapat persetujuan RITS.
"Sampai hari ini, total yang sudah dikeluarkan itu kurang lebih USD 80 juta. Ini kan ada tahapan proses pembangunan sistem dan apa itu, setiap saat di invoicing, tahap pertama, kedua, ketiga, ini sudah sampai tahap ketujuh, ini sudah deliver final process. Tahap 7 ini kita lihat, gak ketemu nih barang nih (tidak cocok)," jelasnya.
Direksi RITS Dicopot
Pada kesempatan ini, dia menjelaskan kalau polemik beda misi antara Indonesia dan Hungaria sudah terjadi sejak lama. Setidaknya, tercium sejak Agustus 2022 lalu.
Alasannya, pihak Hungaria bersikukuh teknologi yang diterapkan dan skema penerapannya mengikuti skema yang berlaku di Hungaria. Sementara, untuk penerapan di Indonesia masih perlu beberapa penyesuaian. Namun, kedua pihak tidak menemukan titik terang.
Alhasil, berujung pada pencopotan direksi di PT RITS. Yang dicopot adalah Direktur Utama RITS Musfihin Dahlan dan Direktur RITS Peter Ong.
"Karena perbedaan visi yang keras ini, BOD dari PT ROTS khususnya yang orang Indonesianya sejak 22 (Mei 2023) kemarin kita diberhentikan, di-dismiss," kata dia.
Informasi, Dirut RITS saat ini diduduki oleh Attila Keszeg dan Direktur RITS dijabat Orozs Gyula. "Jadi sekarang direksi dari RITS dua-duanya Hungaria, tidak ada Indonesianya. Ini karena masalah ini, karena kita menolak terus," paparnya.
Risiko Batal
Musfihin menjelaskan, awal mulanya, pihak Hungaria menawarkan sistem MLFF ini. Kemudian, pemerintah Indonesia sepakat untuk menjajalnya dengan catatan pada tahap perencanaan hingga uji coba, biaya dan risiko ditanggung oleh Roatex Ltd. Zrt Hungaria.
Atas perjanjian itu, jika pun batal diterapkan, pemerintah dinilai tidak akan mengalami kerugian secara finansial. Namun, ada waktu dan citra pemerintah yang jadi taruhannya.
"Pemerintah gak rugi, pemerintah belum bayar apa-apa, jadi saya kira pemerintahnya enggak rugi, cuma pemerintah rugi waktu, tenaga, dan image. Citra pemerintah, dan itu yang saya sangat kecewa sekali. Ini kan amanah presiden ya. Dan itu yang saya lihat kawan-kawan Hungaria, kontraktor itu gak kena ini," bebernya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)