Dukung Ketahanan Energi, Bukit Asam Canangkan Pabrik Hilirisasi
Pencanangan ditandai dengan penekanan tombol oleh Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Dukung Ketahanan Energi, Bukit Asam Lakukan Pencanangan Pabrik Hilirisasi di Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone, Tanjung Enim PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan pencanangan industri hilirisasi batubara di Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ), Tanjung Enim, Minggu (3/3).
Pencanangan ditandai dengan penekanan tombol oleh Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
-
Di mana Bukit Santiong terletak? Obyek wisata yang terletak di Subang, Jawa Barat ini menawarkan panorama alam yang begitu menawan.
-
Dimana lokasi Bukit Sakura? Di lereng Gunung Lawu pula terdapat sebuah kawasan perkemahan bernama Bukit Sakura.
-
Bagaimana situs Bukit Kerang terbentuk? Sampah-sampah ini berupa kerang atau remis yang seiring berjalannya waktu terus menumpuk hingga membentuk bukit.
-
Apa isi dari Bubur Ase? Mengutip Instagram Majalah Jakita Pemrov DKI Jakarta, Bubur Ase merupakan kuliner bubur nasi yang diberi isian sayur berupa irisan timun, tauge, selederi dan asinan sawi. Selanjutnya bubur nasi beserta isiannya disiram kuah semur berisi daging sapi dan potongan tahu putih.
-
Dimana letak Bukit Barisan? Bukit Barisan membentang sepanjang 1.650 kilometer, terhitung dari ujung bagian Utara yaitu Provinsi Aceh hingga turun ke bagian Selatan hingga Provinsi Lampung.
-
Apa yang dimaksud dengan bumbu sayur asem? Untuk membuat bumbu sayur asem, bahan-bahan yang diperlukan bisa berbeda-beda tergantung dari variasi resep yang digunakan.
Pencanangan pabrik hilirisasi batubara ini merupakan kelanjutan dari Head of Agreement Hilirisasi Batubara yang telah ditandatangani oleh PTBA, Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemicals pada 8 Desember 2017 lalu di Jakarta.
Melalui teknologi gasifikasi, batubara kalori rendah akan diubah menjadi produk akhir yang bernilai tinggi. Teknologi ini akan mengkonversi batu bara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.
"Kami ingin menciptakan nilai tambah, mentransformasi batubara menjadi ke arah hilir dengan teknologi gasifikasi, dengan menciptakan produk akhir yang memiliki kesempatan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sekadar produk batubara. Dengan demikian, hal ini diharapkan akan semakin menguntungkan perusahaan," terang Arviyan Arifin.
Nantinya, di kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) akan dibangun empat komplek pabrik untuk mendukung proyek hilirisasi meliputi komplek pabrik coal to syngas, komplek pabrik syngas to urea, komplek pabrik syngas to DME, dan komplek pabrik syngas to polypropylene. Pabrik gasifikasi batubara ini direncanakan mulai beroperasi pada November 2022 dan diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton polypropylene per tahun.
Dengan target kebutuhan tersebut, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku 5,2 juta ton per tahun, dan untuk kebutuhan listrik 1 juta ton sehingga total batubara sebesar 6,2 juta ton per tahun dialokasikan untuk proyek ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyambut baik kerjasama ini dan mengharapkan agar realisasi berdirinya hilirisasi batubara segera terwujud. Menurutnya, Indonesia harus tetap mengembangkan industri hilirisasi batubara bukan hanya dalam mengurangi impor tapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor.
"Hilirisasi juga pentng dalam upaya mengurangi polusi dari batubara dengan memproduksi clean energy berupa Syngas yang akan jadi hulu dari berbagai produk seperti DME bahkan sampai solar dan avtur," ujar Rini.
Adanya kerjasama Bukit Asam dengan Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri Petrochemical merupakan salah satu bentuk implementasi PP no. 1 tahun 2017 tentang Hilirisasi Mineral dan Batubara, serta Kepmen ESDM no. 2183 K/30/MEM 2017 tentang Penetapan Kebutuhan dan Presentasi Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. Diharapkan dengan kerjasama ini dapat memberikan nilai tambah batubara sehingga batubara tidak hanya dijual sebagai produk akhir, tetapi dijadikan sebagai bahan baku.
Selain itu, diharapkan dengan kerjasama ini juga dapat meningkatkan sinergi antar BUMN, dan mampu menciptakan efisiensi dalam industri batubara, gas, pupuk dan kimia.
Selain melakukan pencanangan pabrik hilirisasi, dalam kesempatan ini, PTBA juga menyalurkan bantuan CSR kepada masyarakat Tanjung Enim untuk mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Secara simbolis, CSR PTBA menyampaikan bantuan program elektrifikasi untuk 583 keluarga tidak mampu atau yang belum memiliki listrik di Kecamatan Lawang Kidul, Tanjung Agung, dan Muara Enim. CSR PTBA juga menyampaikan bantuan program BPJS untuk 8.000 keluarga yang berada di kecamatan Lawang Kidul, Tanjung Agung, dan Muara Enim.
Sebagai wujud perhatian PTBA dalam bidang pendidikan, PTBA juga menyalurkan bantuan berupa beasiswa pendidikan Ayo Sekolah untuk 5.000 siswa tingkat SD dan SMP, serta Beasiswa Pendidikan Siswa Sekitar Bukit Asam (Bidiksiba) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang D3 dan S1 bagi 25 orang.
Tak hanya itu, PTBA juga menyampaikan bantuan untuk pembangunan SD dan SMP Bukit Asam dan pembangunan Panti Asuhan Al Barokah. Dalam upaya penanggulangan bencana, PTBA menyampaikan bantuan berupa mobil pemadam kebakaran dan mobil rescue kepada Kabupaten Muara Enim.
Pemberian bantuan ini diharapkan dapat mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan. Bantuan juga diharapkan dapat menjaga sinergi antara masyarakat dan Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama.
(mdk/hrs)