Efisiensi dan inovasi produk bikin kinerja Pertamina positif
Hingga akhir 2015, Pertamina berhasil membukukan angka efisiensi sebesar USD 608 juta.
Kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) sepanjang 2015 tetap positif meski menghadapi tekanan dari anjloknya harga minyak dunia. Hal ini terlihat dari peningkatan margin EBITDA yang naik pesat dibandingkan 2014.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, mengatakan tahun lalu, Pertamina mencatat margin EBITDA 12,28 persen, tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2013-2014, margin EBITDA Pertamina tercatat sebesar 9,36 persen dan 8,26 persen.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
-
Dimana Pertamina menyelenggarakan Workshop Influencer BUMN? Program yang dilakukan di 8 kota di Indonesia ini, diikuti para pegawai BUMN dari berbagai perusahaan, khususnya para influencer atau penggiat media sosial milenial dan generation-Z.
"Ini ditimbulkan dari proses efisiensi yang sudah kami lakukan, cost bisnis juga lebih efektif seiring kebijakan pengetatan dari tata kelola arus minyak. Kami mengawasi secara ketat distribusi minyak dari tanker kilang terminal BBM hingga ke SPBU," ujar Wianda di Jakarta, Jumat (28/4).
Hingga akhir 2015, Pertamina berhasil membukukan angka efisiensi sebesar USD 608 juta. Menurut Wianda, Pertamina juga melakukan sejumlah inovasi produk sehingga ikut membantu menjaga kinerja keuangan tetap positif. Kontribusi Pertalite saat ini sudah di atas 14 persen mengambil konsumsi Premium. Sementara itu, Dexlite yang baru diluncurkan baru-baru ini animonya sangat tinggi.
"Apalagi kalau nanti kita bisa negosiasi dengan pemerintah untuk menurunkan harga FAME, sehingga harga Dexlite bisa diturunkan," kata dia.
Selain itu, di sektor hilir Pertamina menggenjot pembangunan infrastruktur, peningkatan kerja sama dengan BUMN lain di bidang energi atau mitra lain melalui nota kesepahaman untuk bisa memangkas biaya dengan lebih baik.
"Untuk pengadaan barang dan jasa nonhidrokarbon, selain ISC kita lakukan renegosiasi kontrak dan sentralisasi di procurement Pertamina yang menghasilkan efisiensi sekitar USD 90 juta,” kata Wianda.
Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha, mengakui di downstream, kinerja Pertamina meningkat signifikan. Mata rantai impor minyak dan BBM yang sebelumnya cukup panjang berhasil dipangkas dan patut diapresiasi.
"Pertamina juga punya roadmap pembangunan kilang minyak baru, termasuk salah satunya yang berprestasi adalah berhasil men-take over hampir 60 persen saham di TPPI. Itu prestasi bagus karena tidak tercapai di beberapa tahun lalu," jelas Satya.
Road map pembangunan kilang, lanjut Satya, harus terus dilanjutkan dan direalisasikan. Strategic petroleum reserve yang cukup perlu diikuti dengan membangun tangki-tangki penimbun agar, Indonesia mempunyai daya tahan terhadap kebutuhan BBM dari 20 hari menjadi sekitar 30 hari.
"Itu hanya bisa jika Pertamina membangun tangki penimbun tinggal implementasinya," kata dia.
Menurut Satya, di sektor hulu, kinerja Pertamina meningkat. Namun karena harga minyak sedang turun, eksplorasinya juga melambat, hanya ada beberapa lokasi yang positif.
"Seperti di tempat Pertamina yang saat ini bekerja sama dengan Exxon, over all untuk hulu cukup baik," ujar dia.
Senada dengan Satya, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahean, mengatakan keberhasilan Pertamina yang mempertahankan kinerja di tengah anjloknya harga minyak dan gas patut diapresasi. Keuntungan Pertamina terutama karena ditopang oleh sektor hilir yang mampu menginovasi penjualan produknya, seperti Pertalite dan penjualan produk pelumas.
"Sektor hilir Pertamina cukup bagus dan terus berkembang sampai sekarang dengan dipasarkannya Dexlite. Kita berharap produk baru ini juga akan mampu sukses seperti Pertalite," kata Ferdinand.
Sektor hilir, lanjut Ferdinand, tetap harus digenjot untuk mempertahankan kinerja keuangan Pertamina tetap stabil dan terus melakukan efisiensi di berbagai lini. Strategi Pertamina harus lebih banyak menggenjot hilir untuk 2016.
Ferdinand menambahkan untuk saat ini menggenjot produksi hulu sangat tidak efektif karena harga minyak dan gas yang belum baik. Sebab, biaya produksi sektor hulu masih cukup tinggi. Sangat tidak menguntungkan jika hulu terus digenjot.
"Kami justru sarankan agar Pertamina lebih berhati- hati menyikapi fluktuasi harga minyak dengan membuat perencanaan matang produksi hulunya. Jangan sampai sektor hulu justru menghasilkan kerugian karena produksi digenjot sementara harga sedang tidak bagus," pungkas dia.
Baca juga:
Pertamina klaim pemerintah dukung kerja sama bisnis dengan Rosneft
Konsumsi Pertalite rendah, Pertamina tambah stok dan distribusi
Merasa dirugikan, Pertamina meradang pada Pertamini
Pertamina tambah 15 persen cadangan BBM di jalur mudik 2016
Perkuat sinergi BUMN energi, Pertamina masuk ke bisnis pembangkit