Ekonomi RI kuartal II-2016 melesat, banyak faktor pendorong
Salah satunya, penaikan harga komoditas nonmigas di pasar internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen pada semester I tahun ini. Dimana, ekonomi kuartal II tumbuh 5,18 persen, lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya sebesar 4,92 persen.
Laju pertumbuhan dari kuartal I ke kuartal II mencapai 4,02 persen.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Kepala BPS Suryamin mengatakan realisasi pertumbuhan kuartal II disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya, penaikan harga komoditas nonmigas di pasar internasional. Pun harga minyak mentah Indonesia naik dari USD 30,2 per barel menjadi USD 42,13 per barel.
"Inflasi juga masih terkendali yaitu sebesar 0,44 persen hingga Juni 2016," kata Suryamin di kantornya, Jumat (5/8).
faktor lain, penurunan suku bunga Bank Indonesia dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen. Realisasi belanja pemerintah sebesar Rp 474,28 triliun, meningkat dibanding realisasi belanja pemerintah di kuartal II-2015 sebesar Rp 384,74 triliun.
Adapula realisasi penanaman modal asing dan dalam negeri mencapai Rp 151,6 triliun. Meningkat 3,5 persen dan 12,3 persen ketimbang dibanding kuartal sebelumnya dan periode sama tahun lalu
"Adanya pergeseran panen raya tanaman pangan juga mempengaruhi," katanya.
Produksi mobil mencapai 316.351 unit, naik 10,96 persen dibanding kuartal sebelumnya. Dan, meningkat 13,36 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Produksi semen sebesar 14,4 juta ton (naik 3,34 persen dan 7,82 persen). Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 2,67 juta (naik 2,15 persen dan 5,83 persen).
"Wisman berdampak ke beberapa sektor makanan dan transportasi. Pajak juga naik, cadangan devisa juga naik."
Secara global, laju pertumbuhan ekonomi beberapa negara juga memberikan pengaruh. Seperti ekonomi Amerika Serikat yang melambat 1,6 persen menjadi 1,2 persen, China yang perekonomiannya tetap 6,7 persen.
"Tapi Singapura ekonominya justru menguat dari 2,1 persen jadi 2,2 persen. Juga Korea selatan yang menguat dari 2,8 persen menjadi 3,1 persen," katanya.
"Harga beberapa komoditas pasar internasional pun menunjukan kenaikan, seperti kopi, kedelai dan minyak."
(mdk/yud)