Ekonomi RI tahun ini masih akan dapat tekanan global
Penyebabnya adalah harga komoditas dan anjloknya penerimaan pajak.
Tahun 2016 dinilai jadi tahun pemulihan ekonomi bagi Indonesia. Namun, saat ini pertumbuhan negara masih belum memperlihatkan perbaikan.
Salah satu penyebabnya adalah harga komoditas dan anjloknya penerimaan pajak. Meski demikian, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan akan ada potensi tambahan dari UU Tax Amnesty yang baru disetujui.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
Sementara itu, CORE Indonesia memperkirakan perbaikan pertumbuhan ekonomi global hingga akhir 2016 hanya akan naik 0,1 persen dari 3,1 persen tahun lalu.
"Tekanan masih akan terus terjadi, pertumbuhan global ini tidak lain karena adanya perbaikan ekonomi Amerika Serikat dan negara berkembang seperti India dan ASEAN," ujar Faisal saat menggelar Core mid-year review 2016 di kantornya, Jakarta, Rabu (20/07).
Menurut dia, tekanan ini dipengaruhi pula oleh harga komoditas yang masih rendah. Kemudian, ketidakpastiaan proses rebalancing di Tiongkok.
"Rebalancing ini berdampak pada ketidakseimbangan domestik maupun eksternel sehingga kepercayaan terhadap pembuat kebijakan akan berkurang," kata Faisal.
Selain itu, di negara-negara maju masih akan terus terjadi penurunan evaluasi saham dan peningkatan kredit spread perbankan.
"Terutama fenomena Brexit secara tidak langsung sangat berpotensi menahan laju pertjmbuhan ekonomi global," pungkasnya.
Laporan: Linda Juliawanti
(mdk/sau)