Fakta-Fakta di Balik Anjloknya Harga Daging Ayam, Hingga Peternak Gulung Tikar
Harga daging ayam di beberapa wilayah tengah mengalami penurunan signifikan yang berdampak pada meruginya para peternak. Bahkan, banyak peternak yang memilih untuk mengobral hingga membagikan secara gratis daging ayam jualannya sebagai bentuk protes.

Harga daging ayam di beberapa wilayah tengah mengalami penurunan signifikan yang berdampak pada meruginya para peternak. Bahkan, banyak peternak yang memilih untuk mengobral hingga membagikan secara gratis daging ayam jualannya sebagai bentuk protes.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Jawa Tengah, Parjuni mengatakan, anjloknya harga daging ayam ras di pasaran terjadi sejak April lalu. Kondisi tersebut membuat para peternak mandiri di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta gulung tikar.
Tak hanya di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Peternak ayam pedaging atau ayam potong di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terpaksa mengobral ayam di peternakannya dengan harga murah hanya Rp 30.000 per ekor dengan bobot sekitar dua kilogram, meskipun harga di pasaran masih berkisar Rp 20.000 - Rp25.000 per kilogram.
Berikut fakta-fakta di balik anjloknya harga daging ayam hingga mengakibatkan sejumlah peternak gulung tikar.
Baca juga:
Naikkan Harga Ayam, Asosiasi Minta Peternak Tahan Produksi
Gopan: Pasokan Anak Ayam Capai 60 Juta per Minggu, Awal Kemunculan Tragedi
Protes Harga Anjlok, Peternak Bagikan 6.500 Ayam Gratis Pada Masyarakat
Harga Ayam Anjlok, Kemendag Minta Sektor Hulu Tahan Suplai
Pemerintah Akan Dalami Anjloknya Harga Ayam di Tingkat Peternak
Tekan Kelebihan Pasokan, Pemprov Jateng Tertibkan Peternak Ayam Ilegal
Pasokan melimpah
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Jawa Tengah, Parjuni mengatakan, anjloknya harga daging ayam ras di pasaran, lebih disebabkan melimpahnya suplai barang. Pemerintah, selama ini tidak membuat regulasi untuk melakukan pembatasan produksi.
Meskipun sudah ada keputusan dari pemerintah untuk melakukan pemangkasan produksi bibit sebesar 30 persen dari total populasi, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Dia menilai, anjloknya harga jual ayam ras di pasaran sudah berada di bawah biaya produksi yang dikeluarkan. Sebab harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 18.500 per kilogram, namun harga jual saat ini hanya diangka Rp 8.000 sampai Rp 9.000 per kilogram.
"Kerugian peternak sudah tidak terhitung lagi, jadi wajar kalau mereka banyak yang memilih menutup usaha," katanya.
Diduga ulah peternak ilegal
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Kesawan) Provinsi Jawa Tengah menduga, anjloknya harga ayam broiler di seluruh Kabupaten/Kota akibat keberadaan peternak ayam ilegal yang tidak terdeteksi. Karena itu, tim diterjunkan untuk mendata perizinan yang dikantongi para peternak.
"Kita akan cek dan lakukan penyisiran ke peternak ayam di daerah-daerah. Apakah mereka punya izin apa tidak, sekaligus pengawasan peredaran Day Old Chicken (DOC) dari para integrator," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lalu Meminta Syafriadi, Selasa (25/6).
Pendataan ini sekaligus untuk mengontrol kelebihan pasokan ayam di kalangan peternak. Sebab informasi diperoleh, pasokan ayam siap jual di Jawa Tengah melimpah sehingga harga jual di tingkat peternak menjadi jatuh.
"Kami temukan di Solo ada 40 juta ayam potong siap jual. Bisa dibayangkan, begitu banyaknya ayam yang ada di Jawa Tengah saat ini. Ini sudah merugikan peternak ayam," jelasnya.
Tekan pasokan dari sektor hulu
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih meminta kepada pelaku pasar agar menaati harga acuan ayam yang telah ditetapkan. Kemendag telah mematok harga acuan ayam di tingkat peternak sebesar Rp18 ribu per kg melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018.
"Pertama, tentu kami akan berpegang pada harga acuan itu seperti apa. Kami akan bicara dengan sektor hulu, tolong supply-nya jangan terlalu besar. Harus direm dulu supaya tidak oversupply," kata Karyanto.
Meski harga ayam di tingkat peternak merosot, namun harga jual kepada konsumen ditengarai masih tetap dan belum berubah. Menindaki hal tersebut, Karyanto bilang bahwa Kemendag akan berkoordinasi dengan pihak hulu dan produsen.
Afkir dini
Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya menstabilkan pasca anjloknya harga ayam di tingkat peternak, salah satu opsi yang tengah dibahas adalah pengurangan produksi atau afkir dini. Program itu sudah dibicarakan dengan pihak asosiasi atau peternak.
"Agar tidak terulang lagi di beberapa bulan ke depan, pemerintah merencanakan meminta perusahaan untuk ayam indukan itu dipanen lebih awal. Afkir dini namanya. Jumlah indukan dikurangi agar tidak terjadi oversupply lagi," ujar dia, ketika dihubungi merdeka.com, Rabu (26/6).
Dia menjelaskan, lewat program ini, panen indukan ayam dipercepat. Jika biasanya indukan ayam dipanen pada usia 70 minggu, maka dengan afkir dini ini, indukan dipanen pada usia 68 minggu.
Dia mengatakan program ini, baru akan terlihat hasilnya dalam rentang waktu kira-kira satu hingga dua bulan mendatang. "Sebulan, dua bulan itu (baru terlihat dampaknya). Afkir sekarang baru dua bulan (terlihat hasilnya)," jelas dia.