Hadapi Ketidakpastian Global, Jokowi Ingatkan Pentingnya Perkuat Kerjasama
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 Asscociation of South East Asian Nations (ASEAN) di Bangkok, Thailand. Dalam konferensi tersebut, disoroti situasi dunia saat ini yang diwarnai banyak ketidakpastian, ada pertumbuhan ekonomi yang terus direvisi menurun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 Asscociation of South East Asian Nations (ASEAN) di Bangkok, Thailand. Dalam konferensi tersebut, disoroti situasi dunia saat ini yang diwarnai banyak ketidakpastian, ada pertumbuhan ekonomi yang terus direvisi menurun.
"Oleh karena itu, rata-rata para pemimpin termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa menjadi lebih penting, apa artinya, bagi ASEAN untuk memperkuat kerja sama," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, Thailand, dikutip laman Setkab, Sabtu (2/11) malam.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi di KTT ASEAN-India? "Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,"
-
Bagaimana Jokowi mengekspresikan kemarahan saat membahas resesi dan krisis di Sidang Parlemen 2021? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
-
Kapan Jokowi terlihat sedih saat membahas resesi dan krisis? Presiden Jokowi memperlihatkan ekspresi kesedihan saat berbicara resesi dan krisis di Sidang Parlemen tahun 2021
-
Apa saja isu yang dibahas dalam KTT ASEAN? KTT ASEAN menjadi forum penting yang mana para pemimpin negara anggota berkumpul untuk membahas berbagai macam isu. Mulai dari isu-isu strategis, kerja sama regional, dan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Retno menjelaskan, penguatan kerjasama tersebut diperlukan karena para pemimpin ASEAN menyadari, dibanding dengan kawasan lain maka Asia Tenggara situasinya masih lebih baik, baik dilihat dari sisi stabilitas politik maupun dari sisi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Menurutnya, ASEAN memiliki harapan yang jelas agar RCEP Ini dapat diselesaikan negosiasinya. "Karena itu, rata-rata para pemimpin menyampaikan harapan ASEAN bahwa kita bisa akan menyelesaikan perundingan mengenai Kerjasama Ekonomi Komprehensif di kawasan Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)," imbuhnya.
Dalam plenary KTT ke-35 ASEAN, Presiden Jokowi mengangkat tiga hal. Pertama, Indo-Pacific, di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructur and Connectivity Forum pada tahun 2020.
Kedua masalah Rakhine, Presiden menyampaikan kesiapan berkontribusi dalam Tim Ad Hoc Task Force. Presiden juga mengatakan bahwa dialog dengan para pengungsi yang ada di Cox's Bazar dan yang ada di Rakhine State itu perlu untuk terus dilakukan, karena dengan dialog dan komunikasi itu akan muncul trust, dan trust ini akan sangat besar artinya bagi persiapan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.
Terakhir, Jokowi juga mengharapkan agar prioritas proyek yang sudah disepakati pada tingkat technical working group antara ASEAN dengan Myanmar.
"Ada beberapa prioritas kerjasama agar segera ditindaklanjuti. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia siap memberikan kontribusi. Jadi, artinya apa? Kita tidak hanya bicara tapi walk the talk, kita bicara dan kita memberikan kontribusi," jelas Retno.
Dalam Plenary KTT ke-35 ASEAN itu, Presiden Jokowi didampingi Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Baca juga:
Pemerintah Target Selesaikan 11 Perjanjian Perdagangan Hingga 2020
Antisipasi Resesi, Jokowi Ingin Perjanjian Perdagangan Ditingkatkan
Meski Belum Ditunjuk, Menteri Perdagangan Baru Sudah Punya Agenda Padat
Perjanjian Dagang RCEP Diperkirakan Kerek Ekspor RI Hingga 11 Persen
Buka Pasar Ekspor Baru, RI Jalin Kerjasama Dagang Dengan Negara Eurasia
Riset: Indonesia Tempati Peringkat 7 Potensi Pertumbuhan Dagang Terbesar Dunia