Hari ini, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.333 per USD
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah di level Rp14.333 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.301 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat terbatas direntang Rp14.320 hingga Rp14.360 per USD.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah di level Rp14.333 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.301 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat terbatas direntang Rp14.320 hingga Rp14.360 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, dolar menguat terhadap mata uang lainnya di Asia, karena sejumlah bank sentral bersiap untuk menjatuhkan keputusan kebijakan sepanjang minggu.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
"Dan ada harapan bahwa pembicaraan antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri konflik yang dimulai dengan invasi 24 Februari 2022 akan terwujud," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Senin (14/3).
Selain soal perkembangan konflik di Ukraina yang terus mengguncang pasar akhir-akhir ini, pekan ketiga bulan Maret akan ditandai dengan berbagai rilis data ekonomi dari dalam negeri dan mancanegara. Tentunya, data ekonomi makro tersebut akan turut mempengaruhi pergerakan pasar selama sepekan ini.
Sementara dari sisi internal, pelaku pasar terus memantau perkembangan data ekonomi yang akan dirilis dalam minggu ini, terutama neraca perdagangan, termasuk nilai ekspor dan impor pada Februari 2022 yang akan dirilis pada hari selasa diperkirakan kembali surplus sebesar USD 1,80 miliar, ekspor 37,1 persen (YoY), impor 44,9 persen (YoY).
"Kemudian, Bank Indonesia yang akan mengumumkan suku bunga acuannya yang diprediksi akan tetap berada pada 3,5 persen seperti pada bulan Februari lalu," jelas Ibrahim.
Pertumbuhan impor yang tetap tinggi menurutnya didorong aktivitas masyarakat yang tidak banyak terdampak oleh meningkatnya penyebaran Covid-19 varian Omicron. Kondisi ini pun sejalan dengan PMI manufaktur tetap berada di wilayah ekspansi, serta harga minyak yang dilaporkan melonjak pada Februari2022.
Harga komoditas masih menjadi faktor utama penggerak neraca perdagangan Februari 2022. Kenaikan harga komoditas terus berlanjut sejak akhir tahun lalu seiring dinamika global yang terjadi yaitu Konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi pada akhir bulan lalu akan turut mempengaruhi catatan Neraca Perdagangan
Selain itu, pengumuman ketentuan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) mengerek harga crude palm oil (CPO), sehingga terdapat potensi keuntungan bagi Indonesia. Kondisi serupa terjadi di komoditas lainnya yang juga mengalami kenaikan harga.
Baca juga:
Kurs Rupiah Melemah ke Rp14.312 per USD Jelang Pertemuan Bank Sentral AS
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.301 per USD Seiring Gagalnya Negosiasi Rusia-Ukraina
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.276 per USD Dipicu Meredanya Konflik Rusia-Ukraina
Kurs Rupiah Menguat Seiring Meredanya Ketegangan Rusia dan Ukraina
Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.342 per USD, Ini Faktor Pemicunya
Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp14.365 per USD Dibayangi Konflik Ukraina