Hingga September 2017, sebanyak 623.344 unit rumah sudah siap dihuni
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian PU-Pera Syarif Burhanuddin menyebut hingga Sepetember 2017, rumah yang sudah selesai pembangunannya dan siap huni mencapai 623.344 unit. Dengan rincian jumlah rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 518.694 unit dan non MBR 104.650 unit.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian PU-Pera Syarif Burhanuddin menyebut hingga Sepetember 2017, rumah yang sudah selesai pembangunannya dan siap huni mencapai 623.344 unit. Dengan rincian jumlah rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 518.694 unit dan non MBR 104.650 unit.
"Yang siap definisinya sudah selesai ya, sekarang ini secara keseluruhan yang sudah terealisasi 623.344 unit, itu dilihat dari kondisi sekarang," ujar Syarif di Gedung Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Jakarta, Kamis (28/9).
Sementara itu, penyaluran KPR bersubsidi sampai dengan Agustus 2017 yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 8.014 unit, Subsidi Selisih Bunga (SBB) 46.757 unit, dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) mencapai 55.586 unit.
Dia melanjutkan, adapun kendala dalam pelaksanaan Program Satu Juta Rumah antara lain ketersediaan lahan sehingga harga tanah semakin mahal, perizinan memerlukan waktu yang lama atau panjang, dan biaya tinggi.
"Serta semakin terbatasnya anggaran pemerintah untuk sektor perumahan," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka strategi yang dilakukan ialah penyediaan perumahan melalui APBN, seperti pembangunan fisik rumah susun sewa, rumah khusus, pembangunan baru dan peningkatan kualitas RTLH, dan bantuan stimulan PSU perumahan. Kedua, pembiayaan perumahan melalui skema bantuan pembiayaan rumah berupa KPR bersubsidi (FLPP), SBB, dan SBUM.
Ketiga, dukungan regulasi dan deregulasi seperti UU Tapera, Inpres Nomor 3 tahun 2015 tentang penyederhanaan Perizinan, Paket Kebijakan Ekonomi jilid XIII, PP Nomor 64 tahun 2016. Permen PUPR Nomor 5 tahun 2016 tentang IMB, dan Permendagri Nomor 55 tahun 2017.
"Ke empat teknologi dan industrialisasi perumahan," tegasnya.
Meski demikian, pemerintah optimis Program Satu Juta Rumah dapat tercapai sesuai target di 2019.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa saja jenis rumah yang ditawarkan dalam program kredit rumah di Jakarta pada zaman Belanda? Dari surat kabar yang beredar di masa itu yakni Locale Techniek, ada beberapa jenis rumah yang ditawarkan. Jenis rumah itu nantinya akan disesuaikan dengan ketentuan kredit yang dipilih para korban kebakaran. Beberapa rumah tersebut di antaranya rumah “Gedekt” atau rumah bambu, rumah “Gedekt II”, rumah “Gedekt III”, rumah Gedekt “IV”, rumah Gedekt “V” dan terakhir rumah tembok yang cukup mewah.
-
Mengapa program kredit rumah diterapkan di Jakarta pada tahun 1917? Pada 1917, terjadi sebuah bencana kebakaran hebat yang menghanguskan seluruh bangunan di daerah tersebut. Akibatnya, penduduk kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan rumah baru di lokasi yang sama.
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Apa tugas utama Perlanja Sira dalam konteks perdagangan di Sumatra Utara? Peran Perlanja Sira begitu penting, pasalnya merekalah yang membawa barang-barang dagangan dari pedalaman menuju ke pesisir atau dermaga agar sampai ke tangan pedagang.
Baca juga:
Kebutuhan rumah per tahun mencapai 1 juta unit
Ini ciri rumah idaman generasi milenial, termasuk harga Rp 500 juta
Teknologi rumah kayu jadi jalan keluar atasi backlog perumahan
Rumah untuk masyarakat bergaji di bawah Rp 4 juta, DP bisa dicicil 12 bulan
Grand Vista Cikarang tawarkan rumah seharga Rp 141 juta, uang muka Rp 2,5 juta
Pengembang ini tawarkan rumah uang muka Rp 3 juta dan cicilan Rp 800.000/bulan