Ide Dahlan bikin tol atas laut tak bermanfaat bagi masyarakat
Moda transportasi kereta dinilai lebih dibutuhkan saat ini dibandingkan jalan tol di atas laut.
Ambisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan untuk membangun jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya mendapat kritikan. Sejumlah pengamat transportasi menilai realisasi ide tidak tepat untuk kondisi kekinian.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, mengatakan pembangunan jalan tol atas laut tidak membawa manfaat bagi pengembangan wilayah dan masyarakat di sekitarnya. Padahal manfaat pembangunan saat ini diharapkan tidak hanya dirasakan masyarakat di kota-kota besar saja.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Dimana lokasi pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di IKN? Tim terpadu fokus mempercepat pembebasan lahan warga terdampak pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Kelurahan Sepaku, lanjut Alimuddin, serta lahan milik warga masuk areal pembangunan jalan bebas hambatan atau tol seksi 6A dan 6B di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
-
Apa yang rusak akibat proyek jembatan tol? Fasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
-
Dimana Feisal Hamka mengelola proyek pembangunan jalan tol? Feisal Hamka telah mengelola proyek-proyek di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk salah satunya adalah pembangunan ruas jalan tol yang dikelola di daerah Jawa Barat.
-
Siapa yang melakukan pelanggaran di tol? Branch Manager Ruas Tol Prabumulih PT Hutama Karya (Persero) Syamsu Rijal mengakui telah terjadi pelanggaran kendaraan memutar balik di bawah jembatan interchange KM 82 Tol Indraprabu.
Menurutnya, cara yang paling tepat ialah dengan membangun kereta cepat atau high speed rail. "High speed rail akan lebih sustainable dan membawa pengembangan wilayah yang lebih menjanjikan. Jalan tol memang mampu mendorong peningkatan kecepatan, tetapi kurang mampu mendorong pengembangan wilayah," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Selasa (8/10).
Danang tidak menampik bahwa Indonesia saat ini membutuhkan pengembangan dari segi keterhubungan antar wilayah. Namun, cara dari Dahlan ini tidak tepat.
Melalui pengembangan moda transportasi kereta dipercaya dapat mengurangi beban kendaraan di jalan raya. Kalkulasinya ialah, jika dibuat kereta cepat, maka beban pemakai jalan akan berkurang 20 persen menjadi 70 persen dari saat ini 90 persen.
"Idealnya penggunaan jalan raya hanyalah 70 persen dari kebutuhan perjalanan. Bagi negara maritim angka ini kalau 60 persen lebih baik," tuturnya.
Seperti diketahui, proyek tol Jakarta-Surabaya ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 150 triliun. Panjang tol itu sendiri ialah 775 kilo meter (Km).
Beberapa BUMN yang ditunjuk untuk mengerjakan proyek ini antara lain Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek, Taspen, Pembangunan Perumahan (PP), Brantas Abipraya, Istaka Karya, Pelindo II, Pelindo III, Semen Indonesia, Krakatau Steel.
(mdk/bmo)