Iklim investasi & peningkatan infrastruktur di Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi salah satu kabupaten yang menyimpan banyak potensi investasi.
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi salah satu kabupaten yang menyimpan banyak potensi investasi, bahkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir banyak investasi yang masuk ke wilayah ini, terutama investasi di sektor perkebunan dan pertambangan batu bara.
Dengan gambaran itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pun terus mendorong peningkatan infrastruktur. Mereka melihat, langkah ini perlu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kesenjangan antar wilayah.
Merdeka.com pun berkesempatan bertanya langsung dengan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, mengenai potensi investasi dan peningkatan infrastruktur di wilayah tersebut. Berikut wawancaranya:
Bagaimana potensi unggulan yang menarik minat investor di Kutai Kartanegara?
(Ada) Perkebunan tahunan seperti kelapa sawit, karet, lada dan lain-lain. (Lalu) Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki danau dan sungai yang sangat luas yang sangan potensial untuk pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan darat yang selama ini masih belum dikelola dengan maksimal. Panjang garis pantai Kabupaten Kutai Kartanegara 290 mil yang sangat potensial untuk pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan laut.
Bagaimana kebijakan dan regulasi yang mendukung tumbuhnya investasi?
Memberikan kemudahan dan singkatnya waktu pengurusan perizinan. Perizinan melalui satu pintu di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.
Peranan BKPMD dalam mempromosikan potensi unggulan sangat besar, selama ini dilakukan dengan mengikuti berbagai ajang pameran dan expo di dalam negeri maupun luar negeri, serta melalui situs BPMD Kabupaten Kutai Kartanegara
Pendapatan daerah masih sangat tergantung pada dana bagi hasi migas, industri lain apa yang berkembang di Kabupaten Kutai Kartanegara?
Industri makan dan minum, terutama industri kecil dan menengah yang memproduksi makan khas Kabupaten Kutai Kartanegara. Industri kerajinan dari kayu dan anyaman.
Bagaimana capaian daerah di bidang investasi?
Dalam lima tahun terakhir banyak sekali investasi yang masuk ke Kabupaten Kutai Kartanegara, terutama investasi di Perkebunan dan Pertambangan batu bara. Akumulasi realisasi investasi selama lima tahun terakhir kurang lebih sebesar 36,21 Triliun rupiah. Dengan rincian PMA sebesar 15,27 triliun rupiah dan PMDN sebesar 20,94 Triliun rupiah. Investasi tersebut telah mampu memacu pertumbuhan dan menggerakkan perekonomian daerah.
Bagaimana konsep pembangunan infrastruktur di Kutai Kartanegara?
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kesenjangan antar wilayah. (Seperti) Menuntaskan interkoneksitas infrastruktur jalan wilayah hulu (Tabang, Kota Bangun, Muara Wis dan Muara Muntai. Pembangunan dan peningkatan jalan kolektor di seluruh wilayah Kutai Kartanegara sepanjang 1.000 kilometer. Pemeliharaan jalan dan jembatan.
Pengembangan PAM-SiMAS (Pengelolaan Air Minum Inisiasi Masyarakat). Meningkatkan fasilitas dan kualitas air minum pada warga masyarakat yang kurang terlayani di wilayah pedesaan dan daerah terpencil (pengelolaan air minum yang berbasis pada masyarakat) sehingga diharapkan pelayanan air minum dapat terpenuhi untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dasar penyediaan air minum.
Pembukaan akses jalan hinga menyentuh daerah terpencil dilaksanakan dengan membangun interkoneksitas jalan tembus desa, perbaikan dan pemeliharaan jalan tembus desa dan antar desa
Pembangunan jalan, jembatan sangat penting karena jalan dan jembatan merupakan elemen utama dalam menumbuhkan perekonomian daerah?
Geografis Kutai Kartanegara yang demikian luas dan penduduknya tersebar di 18 kecamatan dan 235 desa/kelurahan sangat membutuhkan pembangunan jalan dan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.
Lalu, bagaimana pembangunan listrik di Kutai Kartanegara?
Pembangunan listrik yang sedang dikembangkan dalam rangka mengantisipasi keterbatasan PLN dalam melayani masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara adalah dengan membangun listrik tenaga surya secara komunal.
-
Mengapa pembangunan infrastruktur di Kutai Timur perlu dipercepat? Pembangunan infrastruktur di Kutai Timur memang masih perlu banyak pembenahan. Selain persoalan pembangunan fisik jalan, masalah lain yang penting bagi masyarakat adalah infrastruktur air bersih.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Mengapa Otorita IKN melibatkan investor lokal dari Kalimantan Timur dalam pembangunan IKN? Tak hanya menggandeng investor raksasa tanah air saja, pembangunan IKN juga melibatkan investor lokal dari Kalimantan Timur: 1. PT Wulandari Bangun Laksana telah mendirikan Balikpapan Superblock (BSB)2. PT. Karya BSH Mandiri (Investor Skala Kecil Menengah)
-
Bagaimana Kementerian Investasi meyakinkan investor tentang kelanjutan proyek IKN? “Saya tidak melihat dalam waktu yang singkat ini, itu berpengaruh (investasi di IKN),” kata Nurul dilansir Antara, Selasa (4/6).
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Kenapa Kutai Timur membuka peluang investasi di sektor pariwisata? Kabupaten Kutai Timur membuka peluang seluas-luasnya kepada para pengusaha untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Kabupaten ini memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia.Julukan magic land atau tanah penuh keajaiban bukan isapan jempol.
Bagaimana program-program infrastruktur dilaksanakan?
Dengan mensinergikan seluruh elemen masyarakat dengan menyusun perencanaan dengan prinsip-prisip buttom up, top down, teknokratik dan partisipatif. Bottom up dilaksanakan dengan menampung aspirasi masyarakat melalui musrenbangdes dan musrenbang kabupaten, top down melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi, perencanaan secara teknokratik untuk program-program strategis daerah, serta partisipatif dengan memberikan kesempatan masyarakat untuk membangun desanya dengan menggunakan ADD, dana Desa dan PNPM Mandiri.