Indef: Waktunya buat APBN kredibel, kemarin terlalu optimistis
Dukung revisi APBN Perubahan 2016.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai tepat jika pemerintah merevisi APBN Perubahan 2016. Sebab, postur anggaran harus menyesuaikan dengan perlambatan ekonomi yang saat ini masih terjadi di dalam negeri.
"Mendorong pertumbuhan itu nggak mudah. Jadi dengan APBN yang kredibel membuat semuanya menjadi tenang dan membuat semuanya bersama-sama bergerak berbagi tugas," ujar Peneliti Indef Berly Martawardaya di Jakarta, Sabtu (6/8).
Menurutnya, perlambatan ekonomi dalam negeri sudah terjadi sejak 2011. Ini membuat pemerintah memerlukan langkah cermat untuk mendongkrak ekonomi.
"Jadi sekarang waktunya menciptakan APBN yang kredibel. APBN yang kemarin itu saya melihatnya terlalu optimistis."
Beberapa waktu lalu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Joko Widodo, secara prinsip menyetujui revisi APBN Perubahan 2016. Ini lantaran target penerimaan pajak tahun ini dikhawatirkan sulit tercapai.
Sehingga pemerintah harus kembali memangkas anggaran belanja kementerian atau lembaga Rp 65 triliun dan transfer ke daerah sekitar Rp 68 triliun.
Baca juga:
Penerimaan pajak minus Rp 219 T, ini belanja dipangkas Sri Mulyani
Wapres JK: Saya sudah perkirakan pemangkasan anggaran Rp 133,8 T
ESDM pangkas anggaran Rp 900 M, ini sejumlah proyek kena sunat
Ini penyebab penerimaan pajak minus Rp 219 T versi Sri Mulyani
Pengamat sesalkan pemangkasan anggaran energi terbarukan
Dorong potong anggaran, Sri Mulyani dinilai bisa redam ambisi Jokowi