Indonesia gandeng Australia kendalikan penyakit hewan menular
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Australia dalam penguatan pelayanan veteriner di Indonesia, terutama untuk pencegahan, deteksi dan pengendalian penyakit-penyakit hewan menular prioritas dan yang baru muncul.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Australia dalam penguatan pelayanan veteriner di Indonesia, terutama untuk pencegahan, deteksi dan pengendalian penyakit-penyakit hewan menular prioritas dan yang baru muncul.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Ketut Diarmita mengatakan fokus program Australia–Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIP-EID) tahap 2 ini merupakan kelanjutan AIP-EID Tahap I yang telah dilaksanakan pada periode 2010-2014 untuk mendukung terbangunnya kapasitas dalam mendeteksi dan respons tehadap penyakit-penyakit menular.
-
Bagaimana DPR mendorong kerja sama Australia dengan Jawa Barat di bidang peternakan? “Seperti yang kita ketahui, Victoria punya potensi yang sangat besar terhadap peternakan. Sedangkan, Jawa Barat juga memiliki kebutuhan rata-rata 700 ribu ekor sapi per tahun, tapi saat ini hanya 30 persen saja yang bisa dipenuhi oleh produsen lokal. Sehingga, tentu hal ini menjadi peluang kerjasama yang baik bagi investor produk peternakan Victoria untuk memenuhi kebutuhan daging di Jawa Barat,” urai Puteri.
-
Bagaimana Kementan memperkuat kerja sama peternakan dengan Timor Leste? Bentuk kerjasama kedua negara sudah dikukuhkan dalam bentuk komitmen melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Pertanian RI dan Kementerian Pertanian Timor Leste yang telah ditandatangani pada tanggal 19 Juli 2022.
-
Apa yang didukung oleh DPR terkait kerja sama Australia dan Jawa Barat? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin menyampaikan apresiasi dan dukungannya.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Malaysia memperkuat kerja sama bilateral mereka? Kunjungan tersebut merupakan pertemuan yang sukses, dan kedua Kepala Negara menyetujui untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, serta berkomitmen untuk menyelesaikan beberapa masalah perbatasan kedua negara.
-
Kenapa DPR mendukung kerja sama Australia dengan Jawa Barat di bidang kesehatan? “Kami berterima kasih atas komitmen Australia untuk mendukung pengembangan sektor kesehatan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat yang menjadi provinsi dari konstituen saya,” katanya.
-
Di mana kerja sama ini ditandatangani? Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
Program AIPEID tahap 2 mengambil pendekatan pembangunan berkelanjutan untuk mendukung pencegahan, deteksi, dan pengendalian penyakit-penyakit hewan menular prioritas dan yang baru muncul. Di mana kerja sama ini didanai pemerintah Australia sebesar AUD 6,9 juta dalam kurun waktu tiga tahun yakni 2015 hingga 2018.
"Sasaran ini selaras dengan prioritas pemerintah Republik Indonesia untuk mengendalikan penyakit zoonosis, serta meningkatkan produksi ternak domestik untuk memastikan keamanan pangan dan menstabilkan harga pasar untuk produk ternak," kata Ketut dalam keterangan resminya, Jumat (17/2).
Dia menambahkan, pada program kemitraan Australia-Indonesia AIPEID 2 difokuskan pada 3 komponen yaitu, pertama, persiapan dan Kesiapsiagaan Darurat. Kedua, sistem Informasi Kesehatan Hewan. Ketiga, penguatan Kapasitas Kepemimpinan dan Manajemen dapat mencegah munculnya penyakit-penyakit baru yang berpotensi menjadi ancaman ekonomi dan ancaman sosial di Indonesia.
"Jika terjadi outbreak suatu penyakit di wilayah di Indonesia, tentunya ini akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah," imbuhnya.
Oleh karena itu, Ketut meminta pihaknya yakni Direktur Kesehatan hewan agar lebih mengoptimalkan kinerja Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi (iSIKHNAS).
"iSIKHNAS harus di design kembali agar early report atau early detection dapat berjalan dengan baik, sehingga pemerintah dapat bergerak cepat untuk mengambil keputusan atau langkah-langkah aksi dalam pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan, jangan sampai terjadi outbreak," jelasnya.
Menurutnya, dengan anggaran pemerintah yang terbatas, kerjasama dengan pemerintah Australia sangat diperlukan, terutama untuk penanganan penyakit hewan. Selain itu, pengembangan iSIKHNAS saat ini juga berfungsi menjadi sistem monitoring dan pelaporan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Sementara itu, First Assistant Secretary Animal Biosecurity DAWR, Mr. Tim Chapman berharap AIPEID tahap 2 bisa berhasil. Sehingga dalam pelaksanaannya harus didukung kuat oleh komitmen pemerintah Indonesia.
"Program AIPEID penting bagi hubungan bilateral Australia-Indonesia dan harapannya agar kedua belah pihak terus menjaga komitmen guna mencapai hasil program sebagaimana yang telah disepakati dalam rancangan program yakni memperkuat sistem kesehatan hewan di Indonesia," ujar Tim.
Baca juga:
Tekan harga, Kementan tanam cabai di 40 hektar lahan di Bali
Setelah 72 tahun, Indonesia akhirnya ekspor beras ke Papua Nugini
Kementan tambah luas lahan cabai sentra produksi terbesar nasional
Mentan Amran janji asuransi petani Bojonegoro cair dalam sepekan
Mentan resmi kirim pangan ke Toko Tani, harga daging Rp 73.000/Kg
5 Daerah perbatasan dipersiapkan jadi lumbung pangan berbasis ekspor
Kalahkan Filipina, Mentan Amran bangun lumbung pangan di perbatasan