Indonesia Impor Beras dan Gula dari India, Ini Kata Mentan Syahrul
Indonesia dan India mencapai kesepakatan terkait agrikultur. India akan menurunkan tarif masuk sawit Indonesia, sementara sebagai balasannya Indonesia akan mengimpor beras dan gula (raw sugar) dari India.
Indonesia dan India mencapai kesepakatan terkait agrikultur. India akan menurunkan tarif masuk sawit Indonesia, sementara sebagai balasannya Indonesia akan mengimpor beras dan gula (raw sugar) dari India.
Keputusan itu dijelaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada pekan lalu. Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian berkata Indonesia tidak dapat menutup diri pada impor jika ingin ekspor.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
"Kita kan mau ekspor ke sana (India), tidak boleh menutup keran kita juga untuk bisa menerima mereka. Tetapi tentu saja dengan berbagai pertimbangan," ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo di Rakornas 2019, Sentul, Jawa Barat, pada pada Rabu (13/11)
Meski demikian, Syahrul enggan membahas soal impor beras India, tetapi dia menyebut Indonesia sedang membutuhkan gula karena pasokan yang tidak mencukupi. Namun, dia tidak merinci berapa jumlah gula yang akan diserap dari India.
"Saya kira yang paling utama sekarang gula, karena biar bagaimana gula enggak cukup kan," ujar Syahrul.
Ketika ditanya apakah dia menyetujui impor tersebut, Syahrul berkata pihaknya bukanlah pengambil keputusan. Dia hanya kembali menegaskan bahwa Indonesia memang sedang butuh pasokan gula.
Menurut data BPS, selama ini Thailand adalah negara importir gula yang teratas di Indonesia. Mengenai potensi pergantian mitra importir gula dari Thailand ke India, Mentan berkata akan memantau hal itu.
"Nanti kita lihatlah, karena itu kan sudah diputuskan di Kemenko," tandasnya.
Tak Impor Pangan Hingga Akhir Tahun
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pihaknya belum melihat perlunya impor bahan pangan hingga akhir tahun. Sebab dari pantauan Kemendag, ketersediaan dan pasokan bahan pangan dalam negeri masih cukup.
"Akhir tahun ini sementara belum ada. Kita akan lihat kecukupan tersebut. Arahnya ke sana," ungkapnya, saat ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (13/11).
Selain itu, terkait persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru, belum ada indikasi bahwa impor harus dilakukan. "Kita akan lihat nanti kebutuhan. Impor ini kan tujuannya substitusi. Jadi kita evaluasi dengan turunnya ini, kita lihat kebutuhan di lapangan," imbuhnya.
Upaya menekan impor tersebut, jelas Agus, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ke depan, Indonesia bakal lebih selektif dalam melakukan impor.
"Selektif ini harus juga melihat kecukupannya dan kondisi di lapangan. Artinya jangan sampai waktu panen kita impor barang yg sama. Selektif dalam pengertian begitu. Bukan, kita tidak melarang impor, tapi kita juga menyeleksi impor itu supaya timing-nya pas, dan kita kerja sama dengan kementerian lain," jelasnya.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)