Indonesia Resesi, Intip Upaya Pemerintah Jokowi Dongkrak Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen year on year (YoY). Sementara secara kumulatif pertumbuhan ekonomi selama Januari-September tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,03 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen year on year (YoY). Sementara secara kumulatif pertumbuhan ekonomi selama Januari-September tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,03 persen.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan secara teknikal, kondisi Indonesia saat ini telah memasuki masa resesi ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi nasionalnya mengalami kontraksi selama 2 kuartal berturut-turut. Di mana, pada kuartal dua juga terjadi kontraksi sebesar 5,32 persen.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Rey Utami mengatasi kesulitan keuangan saat pandemi? Pada saat itu, Rey dengan berani mengambil peran sebagai karyawan di warung kuliner miliknya sendiri, tanpa merasa malu sedikit pun.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Kenapa usaha risoles Mistiyati mengalami penurunan saat pandemi? "Saya dulunya tujuh tahun jadi pedagang risoles keliling pakai motor sambil anter anak sekolah. Trus pas pandemi, penjualan saya turun jauh, karena konsumen pada takut beli,” ujarnya seperti dilansir dari tangerangkota.go.id.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
Namun dia menambahkan, bila ada suatu negara yang mengalami resesi teknikal, belum tentu negara itu mengalami resesi. Namun, jika indikator-indikator ekonomi seperti PDB, inflasi dan pengangguran, belum juga pulih setelah 2 periode tersebut, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut sudah masuk dalam kondisi resesi.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan, tren perekonomian Indonesia saat ini mengalami perbaikan dibandingkan dengan kuartal II saat pandemi Covid-19. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal III yang masih lebih baik dibanding kuartal II, meski alami kontraksi.
Dia optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat dan bisa kembali berpotensi masuk zona positif di akhir tahun. Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak.
"Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat dan Indonesia bisa. Apalagi sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. Dan itu dapat tercermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik," kata Arif.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono membandingkan di masa pandemi ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibanding beberapa negara. Seperti Singapura (-7 persen) dan Meksiko (-8,58 persen).
"Kalau melihat perbandingan tersebut, pertumbuhan Indonesia cukup baik," kata Edy.
Upaya Pemerintah Angkat RI dari Jurang Resesi
Arif Budimanta mengatakan faktor belanja pemerintah, mampu menutupi pelemahan di sektor konsumsi maupun investasi. Arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun jelas kata Arif meminta para menteri untuk mengefektifkan anggaran.
Dia menjelaskan kebijakan pemerintah, melalui program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), efektif dalam membalikan pelemahan ekonomi yang sempat dialami Indonesia sejak awal pandemi, Maret 2020.
Edy Priyono menambahkan sampai saat ini pemerintah masih konsisten dengan penanganan dampak COVID-19 melalui berbagai aspek. Pertama, kesehatan yakni dengan mengendalikan penyebaran Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.
Kedua, perlindungan sosial dengan menjaga daya beli masyarakat. Ketiga, aspek ekonomi dan keuangan dengan menjaga semaksimal mungkin agar dunia usaha tetap bisa bergerak.
Strategi pemerintah merancang sejumlah program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai langkah yang tepat. Selain itu, pemerintah terus mendorong belanja pemerintah. Hal ini membuat pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III-2020, positif.
"Fakta ini menjadi catatan positif karena sesuai dengan prinsip 'counter cyclical', artinya ketika perekonomian lesu, belanja pemerintah menjadi andalan untuk mendorong perekonomian," ujar Edy.
Menurutnya, hal seperti itu perlu terus dilakukan selama perekonomian belum sepenuhnya pulih. Di samping itu, kelompok menengah-atas perlu terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.
"Selama ini mereka diduga banyak menempatkan uangnya sebagai tabungan. Pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan/Covid. Karena kelompok menengah-atas hanya akan mau keluar dan berbelanja (secara fisik) jika merasa aman," ungkap Edy.
Menko Luhut Yakin Indonesia Bisa Hadapi Resesi Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah menyiapkan berbagai infrastruktur dalam menghadapi berbagai dampak resesi.
"Resesi bisa saja terjadi tapi kita siap hadapi itu semua karena infrastruktur yang kita buat, program yang kita buat, eksekusi yang kita buat, kita feel comfortable," tutur Menko Luhut.
Menurutnya, hal itu bukan klaim sepihak semata. Sebab berbagai lembaga internasional telah mengakui berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah Indonesia sangat baik. Seperti IMF, World Bank, CLSE, dan Fitch yang telah mendengarkan penjelasan dari pemerintah Indonesia.
"Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif, maybe some of the best among emerging market," katanya.
Sehingga yang paling penting saat ini eksekusi dari program. Ada dua program yang bisa menolong pertumbuhan ekonomi nasional, yakni stimulus ekonomi dari APBN dan investasi investor domestik dan FDI.
Dalam hal ini peran kepemimpinan juga sangat penting. Menko Luhut menyebut Presiden Joko Widodo hampir setiap hari mengecek realisasi program yang direncanakan. Sebagai pemimpin sebaiknya tidak membuat jarak dengan anak buah. Sebagaimana pengalamannya sebagai anggota Kopassus dulu.
"Mungkin karena latar belakang saya dari Kopassus, saya dengan anak buah tuh duduk tidur makan bersama. Saya bisa rasakan feeling-nya dan itu yang saya rasakan dari Presiden Jokowi," kata dia.
(mdk/bim)