Industri fesyen muslim Indonesia kalah dari China, ini penyebabnya
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan faktor penyebab Indonesia tertinggal dibanding negara tersebut adalah teknologi, cara kerja dan keterjangkauan terhadap pasar.
Indonesia menempati urutan kesepuluh sebagai salah satu negara pengekspor fesyen muslim terbesar ke negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Urutan pertama ditempati oleh China disusul oleh Turki, India, Bangladesh, Italia, Vietnam, UAE dan Kamboja.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan faktor penyebab Indonesia tertinggal dibanding negara tersebut adalah teknologi, cara kerja dan keterjangkauan terhadap pasar.
-
Bagaimana kerah baju mencerminkan perubahan tren fashion di masa lampau? Kerah ini berdiri kaku di belakang leher dengan bentuk yang membuka dan meninggi. Menjadi sangat populer di kalangan para bangsawan pada abad ke-16.
-
Mengapa fast fashion disebut sisi gelap industri fashion? Di balik pakaian-pakaian yang trendy, ternyata hal tersebut termasuk jenis fast fashion yang menjadi sisi gelap industri ini. Mengapa dikatakan sisi gelap? Pasalnya, fast fashion seringkali merugikan banyak aspek, salah satunya lingkungan.
-
Bagaimana evolusi baju kurung? Dahulu, baju kurung sering dipakai dalam acara kebesaran kerajaan, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat biasa mulai mengenakannya dalam berbagai kesempatan.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Siapa yang mengungkapkan bahwa tren fashion di Indonesia semakin cepat? Daniel Minardi, Head of Brands Management & Digital Products Shopee Indonesia mengungkapkan perputaran tren di industri fashion terasa semakin cepat dan menarik untuk diikuti setiap tahunnya.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
"Teknologi berpengaruh, makanya Kemenperin menginisiasi melaunching making Indonesia 4.0 karena kita kalau mau kompetisi dengan negara lain produktifitas harus tinggi. Bicara produktifitas itu bicara teknologi dan SDM harus siap," ujarnya di Hotel Sofyan, Jakarta, Selasa (16/10).
Dari sisi pasar, negara-negara tersebut memiliki jarak yang lebih dekat dengan negara-negara OKI. Sementara Indonesia harus mengeluarkan cost yang cukup besar dalam menjangkau pasar. Hal ini kemudian mengakibatkan, harga barang dari Indonesia lebih mahal.
"Yang jadi masalah mereka lebih dekat ke pasar mereka. Mereka sudah di Eropa itu yang jadi masalah kita, jauh. Makanya kita harus murah, gimana biar murah produktivitas harus tinggi," jelasnya.
Gati juga membantah, produk Indonesia ketinggalan model. Sebab, menurutnya, orang Indonesia memiliki kualitas desain yang telah diakui diberbagai belahan dunia.
"Kalau model enggak ya. Browsing deh desainer beberapa negara itu, siapa yang ikut New York Fashion Week, Paris Fashion Week enggak ada. Indonesia banyak, malah kita bikin panggung sendiri makanya kita enggak usah takut kalau soal model," tandasnya.
Baca juga:
Pasokan bahan baku jadi hambatan pengembangan industri fesyen RI
Kemenperin ingin industri fesyen muslim RI jadi kiblat dunia di 2020
Kemenperin susun pedoman kawasan industri 4.0, ini rinciannya
Jack Ma akan bangun sekolah berbasis teknologi di Indonesia
Indonesia-Singapore jalin kerja sama tingkatkan implementasi revolusi industri ke-4