Ini alasan Dahlan bangun jalan tol di atas laut Jakarta-Surabaya
Dahlan beralasan pembangunan jalan tol ini untuk memfasilitasi pertumbuhan kendaraan yang tinggi tiap tahunnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sangat bersemangat untuk membangun tol atas laut Jakarta-Surabaya. Rencana pembangunan tol saat ini masih dikaji oleh 19 konsorsium BUMN yang ikut dalam proyek tersebut. Dahlan pun memberi waktu selama 6 bulan.
Dahlan bercerita, latar belakang pembangunan tol atas laut Jakarta-Surabaya ini karena banyaknya kendaraan di Indonesia. Penambahan mobil baru saat ini mencapai 1 juta per tahunnya. Sedangkan penambahan sepeda motor mencapai 80 juta per tahun.
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Kapan Tol Cisumdawu diresmikan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pada Selasa (11/7).
-
Kapan Delano Daniel lahir? Delano Daniel sendiri diketahui seorang pria yang lahir di Belanda pada 24 April 1989.
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
"Satu tahun tambah mobil 1 juta 200 ribu. Tambah sepeda motor 8 juta. Mau taro di mana ini nanti. Tol paling jadi 5 tahun lagi. Mobil bertambah terus," kata Dahlan saat di temui seusai rapim di kantor Askes, Jakarta, Kamis (10/10).
Selain itu, menurut Dahlan, kontur laut pantai utara Jawa sangat mampu ditanami tiang pancang jalan tol. Namun demikian, Dahlan tetap meminta BUMN melakukan kajian lebih mendalam.
"6 bulan itu kajian. Walaupun begitu kan ada asumsi awal. Asumsi awal, pantai utara tidak sulit dibangun tol. Misalnya pantai selatan ngapain studi (enggak bisa)," tutupnya.
Sebelumnya, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, rencana pembangunan ini tidak menarik sama sekali. Bahkan cenderung merugikan. Kerugian pertama akan ditanggung oleh BUMN karena tol ini tidak bernilai ekonomis. Hal tersebut bisa dilihat dari jalan tol di jalur pantura yang hanya laris di waktu-waktu tertentu saja.
Selain itu, rencana pembangunan tol ini juga akan merugikan pemerintah. Utamanya dilihat dalam konteks rencana penghematan BBM bersubsidi. Saat ini saja menurut Djoko, kendaraan roda 4 sudah menghabiskan 53 persen atau sekitar Rp 93 triliun subsidi per tahunnya. Daripada merugikan negara dengan subsidi semakin membengkak, Dahlan disarankan memperbaiki infrastruktur kereta Jakarta-Surabaya.
(mdk/bmo)