Ini kata AirAsia soal insiden pesawat salah tujuan mendarat
Insiden ini berawal dari sebuah penerbangan dari Sydney menuju ke Malaysia, namun berakhir di Melbourne.
Maskapai penerbangan anak usaha AirAsia Group, AirAsia X, mengklaim telah melakukan sejumlah perbaikan menyusul insiden salah tujuan AirAsia X nomor registrasi 9M-XXM rute Sydney-Kuala Lumpur pada 10 Maret 2015.
Insiden ini berawal dari sebuah penerbangan dari Sydney menuju ke Malaysia, namun berakhir di Melbourne, Australia. Pesawat milik maskapai Air Asia X ini salah mendarat karena sang pilot keliru memasukkan koordinat tujuan dalam sistem navigasi mereka, seperti diungkapkan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB)
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang terjadi pada penerbangan Batik Air rute Makassar ke Jakarta yang membuat penumpang panik? Dalam video tersebut terlihat pesawat dalam kondisi gelap dan disebutkan sistem air conditioner (AC) juga mati.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa saja maskapai di Indonesia yang mengoperasikan Airbus A320? Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 antara lain Indonesia AirAsia, Citilink, Pelita Air, TransNusa, dan Lion Group (oleh Batik Air dan Super Air Jet)).
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
"Mengenai pesawat Airbus A330 AirAsia X bernomor registrasi 9M-XXM, AirAsia X ingin mengonfirmasi bahwa sebelum diterbitkannya laporan ATSB pada hari ini, kami telah menerapkan rangkaian upaya perbaikan," ucap Head of Corporate Secretary and Communications AirAsia Indonesia, Baskoro Adiwiyono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/9).
Adapun upaya perbaikan yang telah dilakukan seperti seluruh pesawat AirAsia X telah dilengkapi dengan Flight Management System yang telah ditingkatkan kapasitasnya sejak kejadian tersebut.
"Pengembangan bulletin serta paket pelatihan bagi para awak penerbangan yang menekankan pada ketepatan pengoperasian dan penyelarasan sistem navigasi dari Air Data dan Inertial Reference System."
Selain itu, pihak AirAsia memberikan pengarahan kepada seluruh Pilot terkait hasil temuan investigasi internal dan mengkaji Recovery Procedure yang perlu dijalankan. "AirAsia X ingin menegaskan bahwa kami menerapkan sistem pengelolaan yang mumpuni untuk memantau serta mencegah terjadinya kembali kejadian serupa di kemudian hari," tegasnya.
"Kami juga ingin menekankan bahwa AirAsia X telah lulus audit keselamatan dan keamanan yang dilakukan secara berkala oleh berbagai badan regulasi internasional, termasuk IATA Operational Safety Audit (IOSA)," tambahnya.
Baskoro menyebut, pihaknya berkomitmen menjaga kepatuhan pada regulasi terkait dengan keselamatan dan keamanan.
Sebelumnya, penerbangan Airbus A330-300 meninggalkan Sydney menuju Kuala Lumpur pada 10 Maret tahun lalu, namun menara pengawas mengeluarkan peringatan setelah pesawat tersebut terbang ke arah yang salah.
ATSB mengatakan menara pengawas mencoba memperingatkan kru pesawat, namun justru hal tersebut membuat sistem navigasi semakin kacau.
Menyadari ada yang tidak beres, pilot A330 yang baru memiliki pengalaman 18 bulan mengendarai pesawat jenis itu langsung memutuskan kembali ke Sydney. Sayang karena cuaca buruk, pesawat ini mendarat di Melbourne.
"ATSB mengetahui saat itu proses pengaturan sistem arah penerbangan, kapten secara tidak sengaja salah memasukkan posisi longitudal pesawat," ujar pihak ATSB, seperti dikutip dari koran Sydney Morning Herald, Kamis (8/9).
Rupanya kesalahan ini berakibat pada sistem navigasi.
"Hal itu berimbas pada sistem navigasi. Meski beberapa kali, kesalahan memasukkan data itu baru disadari saat pesawat sudah terbang," lanjut mereka.
ATSB menyebutkan, pesawat saat itu belum dilengkapi sistem manajemen penerbangan terbaru yang dapat mencegah kesalahan data semacam itu.
"Kru pesawat mencoba memperbaiki masalah tersebut," sambung mereka.
Dalam laporan ATSB, pesawat membawa 212 penumpang itu seharusnya menuju Malaysia, namun terbang ke arah yang salah setelah lepas landas di Sydney 10 Maret tahun lalu. ang pilot memasukkan koordinat 01.519,8 timur, yang berarti 15 derajat 19,8 menit bujur timur. Padahal, seharusnya sang pilot memasukkan koordinat 15.109,8 timur, yang berarti 151 derajat 9,8 menit bujur timur.
Baca juga:
AirAsia terima pesawat A320neo pertama di ASEAN
Mau ke Malaysia, pesawat Air Asia malah mendarat di Melbourne
AirAsia angkat Dendy Kurniawan jadi CEO grup untuk Indonesia
Temui Jokowi, Bos AirAsia bahas pariwisata dan penambahan rute
Raih emas, Tontowi-Lilyana dapat tiket gratis AirAsia seumur hidup