Ini solusi turunkan harga gula jadi Rp 12.500/Kg dari produsen
"Kebijakan jaminan rendemen 8,5 persen dan stabilisasi harga adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan."
Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, M Sulton memberi solusi menurunkan harga gula ke level Rp 12.500 per kilogram. Menurutnya, harga bisa turun jika kebijakan jaminan rendemen (kadar gula dalam tebu) sebesar 8,5 persen bisa diterapkan sepenuhnya.
"Kebijakan jaminan rendemen 8,5 persen dan stabilisasi harga adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com di Jakarta, Sabtu (11/6).
-
Apa itu Gulampo? Gulampo jadi kuliner legendaris yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Camilan ini terbuat dari parutan kelapa yang diberi sirop maupun gula aren manis. Rasanya jangan ditanya. Kombinasi antara legit dan gurih benar-benar sulit dilupakan.
-
Bagaimana cara memanfaatkan gulma untuk pengobatan? Anda bisa memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang sering dianggap gulma ini sebagai bahan pengobatan herbal.
-
Apa itu Geplak Gula Jawa? Geplak Gula Jawa merupakan varian geplak yang memiliki ciri khas bentuk serta cita rasa yang berbeda dari geplak pada umumnya. Penampilannya sangat sederhana, warnanya cokelat tua, dan bentuknya lonjong dengan garis-garis di sisinya. Makanan ini biasanya ditaburi dengan tepung ketan sangrai.
-
Apa itu Gulo Puan? Konon, kudapan manis yang satu ini merupakan makanan legendaris, sebab dulunya menjadi kudapan para bangsawan dan raja Kesultanan Palembang.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
Seperti diketahui, rencana kebijakan jaminan rendemen 8,5 persen bagi petani sudah digulirkan beberapa waktu lalu. Dengan kebijakan tersebut, tebu petani diberi jaminan rendemen 8,5 persen meski dalam perhitungan normal, rendemen masih di bawah 8,5 persen. Tebu petani dibeli sepenuhnya oleh pabrik gula dengan skema jaminan rendemen tersebut.
"Jaminan rendemen 8,5 persen itu sudah bisa meningkatkan kesejahteraan petani, karena sebelumnya dengan penghitungan normal, rendemen masih berkisar 7,5-8 persen. Bagi pemerintah, kebijakan itu bisa mengontrol harga. Market share produksi gula BUMN mencapai 66 persen, sehingga bisa mengendalikan harga. Namun, jika gula tak dikuasai sepenuhnya oleh pabrik gula BUMN, fluktuasi harga gula dikendalikan pedagang," ujarnya.
Rencana kebijakan itu sendiri kemudian ditanggapi beragam. Ada yang setuju, namun ada pula yang belum setuju. Yang belum setuju tetap ingin ada jaminan rendemen 8,5 persen, namun gula tidak sepenuhnya dikuasai pemerintah melalui BUMN.
"Jika kebijakan jaminan rendemen ini tidak diterapkan sepenuhnya, implikasinya saat momen tertentu seperti Ramadan, harga gula bisa fluktuatif. Jika sudah diterapkan dan gula sepenuhnya dimiliki pemerintah melalui BUMN, gula di tingkat konsumen bisa di harga Rp12.500 per kilogram. Itu level harga yang win-win solution, dalam arti petani untung, pabrik gula untung, pedagang untung, dan konsumen senang. Tentu keuntungannya proporsional," tutupnya.
Baca juga:
Semua pabrik BUMN 'haramkan' jual gula ke pedagang
Harga gula masih tinggi, pedagang curiga ada permainan importir
Mendag Lembong: Impor 381.000 ton gula, petani tak usah khawatir
Stabilkan harga gula, pemerintah harus buka keran impor
Menteri Rini beberkan penyebab harga gula melambung tinggi
Hingga Oktober, Kemenperin beri izin PTPN impor gula 2,6 juta ton
Musim giling mundur, Kemendag akui stok gula nasional menyusut