Integrasi Pertamina & PGN akan lahirkan kekuatan besar sektor migas
"Secara terintegrasi, tumpang tindih tidak akan terjadi lagi."
PT Pertamina (Persero) meyakini pembentukan holding BUMN Migas, dengan mengintegrasikan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) dapat berdampak positif bagi kepentingan nasional. Pertamina menilai, dampak yang dirasakan bisa dari berbagai aspek, baik secara operasional, finansial, hingga ekonomi makro nasional.
Untuk itu, Pertamina komit akan bekerja sama dengan PGN untuk melanjutkan pembicaraan tahapan-tahapan konkret menuju terbentuknya Holding Migas.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Dimana Pertamina menyelenggarakan Workshop Influencer BUMN? Program yang dilakukan di 8 kota di Indonesia ini, diikuti para pegawai BUMN dari berbagai perusahaan, khususnya para influencer atau penggiat media sosial milenial dan generation-Z.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Kapan Tim Satgas Nataru Pertamina Patra Niaga mulai aktif? Peran Tim Satgas Nataru menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat, karena menurut prediksi, pergerakan masyarakat di masa kali ini meningkat 43% dibandingkan tahun lalu. Tim Satgas Pertamina Patra Niaga aktif mulai 15 Desember hingga 7 Januari 2024 menjadi tulang punggung kelancaran distribusi energi dan akan berupaya ekstra dalam memastikan seluruh kebutuhan BBM, LPG, dan Avtur masyarakat terpenuhi dengan baik," jelas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, Jumat (15/12) dalam pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Nataru 2023/2024.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, setelah mendapatkan arahan dari Presiden RI dan pemegang saham terkait pembentukan Holding Migas, Pertamina akan menindaklanjutinya dengan melakukan intensifikasi pembicaraan bersama PGN melalui joint working group yang sudah terbentuk sebelumnya. Berbagai langkah sinkronisasi akan terus dilakukan untuk merealisasikan kebijakan pemerintah tersebut.
"Tim gabungan antara Pertamina dan PGN dengan supervisi Kementerian BUMN akan terus melakukan pembicaraan penting terkait tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk mewujudkan Holding Migas. Kami telah memulai pembicaraan mengenai visi, peta jalan, sinergi operasi dan juga capex yang dapat dilakukan pasca terbentuknya Holding Energi," kata Wianda dalam acara diskusi energi yang digagas merdeka.com di Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (14/8).
Lanjut Wianda, integrasi PGN ke dalam Pertamina melahirkan kekuatan besar di sektor gas bumi sehingga infrastruktur gas akan lebih cepat berkembang dengan biaya investasi yang lebih efisien.
"Dengan semakin cepatnya pengembangan infrastruktur gas bumi di Tanah Air secara terintegrasi, tumpang tindih tidak lagi terjadi, investasi lebih efisien, utilisasi semakin besar, sehingga akan berdampak pada harga gas bumi yang lebih kompetitif dan efisien. Sebagai contoh, terdapat tumpang tindih capex senilai USD 1,7 miliar yang apabila holding terbentuk, hal tersebut dapat dihindari," jelasnya.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur tersebut juga akan mendorong peningkatan penyerapan gas bumi nasional, dengan demikian investasi hulu juga semakin menarik dan penerimaan negara dari gas bumi akan meningkat.
"Tidak hanya penerimaan langsung dari gas bumi, tetapi multiplier effect yang timbul seperti tumbuhnya industri baru baik karena pasokan gas yang meningkat maupun pasokan listrik yang lebih stabil juga positif bagi ekonomi nasional." tandasnya.
Sekedar informasi, Pertamina telah menggelontorkan sekitar USD 3,68 miliar dalam 10 tahun terakhir untuk infrastruktur gas bumi di Tanah Air. Belanja modal tersebut dialokasikan untuk liquefaction plant sebesar USD 2 miliar dengan total kapasitas terpasang 260 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pipa gas sebesar USD 1,2 miliar untuk kapasitas penyaluran 950 MMSCFD, dan regasifikasi senilai USD 485 juta.
Adapun, proyek-proyek yang telah tuntas dan beroperasi meliputi regasifikasi Arun dengan regasifikasi FSRU Jawa Barat, Donggi Senoro LNG. Adapun, proyek pipa gas yang telah tuntas maupun sedang dalam tahap pembangunan pipa Arun-Belawan berkapasitas 200 MMSCFD, pipa Belawan- KIM-KEK kapasitas 120 MMSCF, MK-MT-TG kapasitas 250 MMSCFD, pipa Gresik-Semarang 250 MMSCFD, dan pipa Porong-Grati dengan kapasitas 122 MMSCFD.
Adapun, proyek dalam tahap perencanaan adalah Duri-Dumai dengan jadwal onstream pada 2017 berkapasitas 100 MMMSCFD, Gas Solution untuk KIT-E 175 MMSCFD, FSRU Cilacap onstream 2018 dengan kapasitas 200 MMSCFD, dan regasifikasi Banten 2019 dengan kapasitas sebesar 500 MMSCFD.
Baca juga:
Analis minta pemerintah ungkap manfaat penggabungan PGN ke Pertamina
Holding BUMN, Menko Darmin ungkap masih banyak beda pendapat
Terungkap, 5 alasan kengototan Presiden Jokowi bentuk holding BUMN
Getol bentuk holding, Jokowi tak mau pembangunan bergantung APBN
Jokowi sebut holding bikin BUMN jadi perusahaan kelas dunia
Selain energi, Rini juga akan gabungkan BUMN sektor pangan
5 Untung rugi rencana Jokowi gabungkan BUMN dalam holding