Janji manis kedaulatan energi para capres-cawapres abu-abu
Kurangnya keberadaan infrastruktur energi dinilai membuat ketahanan energi Indonesia lemah.
Pembahasan krisis energi saat ini menjadi isu seksi bagi kedua kubu capres-cawapres mendatang untuk dicarikan jalan keluar. Pasalnya, krisis energi akan mendatangkan masalah pada tiap sendi kehidupan masyarakat. Sementara, negara menjadi wajib menjaga keberlangsungannya.
Ekonom Ikhsan Modjo mendesak realisasi janji manis para capres-cawapres Jokowi - JK dan Prabowo - Hatta pada sektor energi segera dilaksanakan jika terpilih kelak.
Kedua kubu ini bahkan sesumbar mampu berdaulat energi. Seperti pasangan Jokowi - JK akan melakukan penghapusan subsidi BBM dalam empat tahun. Sedangkan, pasangan Prabowo - Hatta akan menghilangkan impor BBM.
"Jika saat ini mengungkapkan hal tersebut merupakan janji yang abu-abu, maksudnya belum bisa dipastikan apakah akan dilakukan atau tidak," ujarnya di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (31/5).
Menurutnya, saat ini kurangnya pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk infrastruktur energi membuat ketahanan energi Indonesia lemah. "Infrastruktur energi di Indonesia yang masih kurang, atau tidak sebanding dengan peningkatan dengan konsumsi BBM dalam negeri," jelas dia.
Selain itu, pemanfaatan energi baru terbarukan belum optimal karena masih terfokus kepada bahan bakar minyak (BBM). "Harga energi kita termasuk bukan hanya BBM subsidi, begitu juga listrik, pupuk," ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya menantang kepemimpinan dua calon pemimpin Indonesia itu untuk dapat merealisasikan janji-janji dengan nyata dan bukan sekedar rencana abu-abu. "Karena, kedaulatan energi kan hal yang kerap diungkapkan oleh kedua belah pihak," tutup dia.