Jasa Marga akan Serahkan 13 Ruas Tol ke Pemerintah di 2044
PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan kehabisan masa konsesi untuk 13 ruas tol pada 2044 mendatang. Corporate Secretary Jasa Marga Mohamad Agus Setiawan mengatakan, ke-13 tol tersebut merupakan ruas-ruas lama yang mulai dioperasikan perseroan sebelum 2044.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan kehabisan masa konsesi untuk 13 ruas tol pada 2044 mendatang. Corporate Secretary Jasa Marga Mohamad Agus Setiawan mengatakan, ke-13 tol tersebut merupakan ruas-ruas lama yang mulai dioperasikan perseroan sebelum 2044.
"Jadi kalau di bagian barat ya Belawan-Medan-Tanjung Merawa. Kalau di Jabodetabek ada Jakarta-Tangerang, Tol Dalam Kota, terus Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Palimanan-Kanci, Semarang, Purbaleunyi, Cipularang-Bandung-Cileunyi. Kemudian Semarang seksi A B C. Satu lagi Surabaya-Gempol," paparnya di Jakarta, Jumat (7/2).
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Di mana Tol Jogja-Solo akan dibangun melayang? Di kawasan Ring Road Utara Yogyakarta, jalan tol itu rencananya dibuat melayang.
-
Apa yang menjadi sumber utama tanah urug untuk tol Jogja-Bawen? Di balik megahnya pembangunan proyek tol Jogja-Bawen, terdapat satu Lokasi penting yang menjadi sumber material utama untuk tanah urug. Tempat tersebut adalah Gunung Gedang, yang terletak di Dusun Klangkapan, Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Mengapa jalan rahasia tersebut terdampak proyek tol? Walaupun berada di kolong jembatan, di jalan rahasia itu sudah terpasang patok berwarna merah. Patok merah itu menandakan bahwa tempat itu nantinya akan terdampak proyek jalan tol.
-
Bagaimana Polri dan Jasa Marga mengantisipasi lonjakan kendaraan di ruas tol? Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan di sejumlah ruas tol, seperti tol arah Jawa Timur maupun arah Merak, Polri dan Jasa Marga telah menyiapkan upaya. Salah satunya dengan memfungsikan jalan tol fungsional Sadang - Cipunegara, juga Solo - Yogya, dan penambahan lajur jalan tol.
Agus menyebutkan, panjang masa konsesi untuk 13 ruas tol itu bermacam-macam, ada yang 35 sampai 40 tahun. Jika masa pinjam usai, maka Jasa Marga akan mengembalikannya kepada pemerintah.
"Sesudah konsesi nya selesai, kewajiban BUJT menyampaikan dan mengembalikan ruas jalan tol tersebut ke pemerintah," ujar dia.
Usai dikembalikan, Agus belum bisa menyampaikan bagaimana nasib pemeliharaan tol-tol tersebut karena dirinya belum punya contoh kasus.
"Itu domain pemerintah. Tapi kalau kita lihat, kalau pemerintah investasi BUJT-nya selesai dan dioperasikan tanpa dikenakan tarif, artinya ruas tersebut akan membebani saat pemeliharaan tol itu. Pemeliharaan kan pemerintah harus keluarkan uang," tuturnya.
Alternatif Lainnya
Alternatif kedua, pemerintah mungkin bakal kembali menitipkan ruas tol tersebut kepada Jasa Marga. Tapi, dia juga membuka kemungkinan jika pemerintah mengambil alih fungsi lantaran selama ini tidak langsung mendapatkan keuntungan pengoperasian jalan tol.
"Kalau Jasa Marga kan ada dividen. Tapi yang tiap tahun langsung kan pemerintah tidak ada. Kalau pola itu yang akan digunakan artinya tender itu hanya untuk mengganti biaya operasi, bagaimana perbaikan dan lain-lain," kata dia.
Opsi ketiga, pemerintah buka kemungkinan untuk membuka lelang pemeliharaan jalan tol dengan beberapa kriteria tertentu. "Nah kita belum tahu, belum ada contoh kasus. Dan mungkin itu pemerintah lebih bisa lah. BPJT leih baik berikan informasi," imbuh Agus.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)