JK sebut penutupan pabrik Toshiba dan Panasonic sesuai aturan
"Karena tidak bisa bersaing dengan teknologi lama, otomatis harus lebih modern."
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut Toshiba dan Panasonic kalah bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Akibatnya, dua perusahaan elektronik Jepang itu harus menutup pabrik di Indonesia.
"Sudah dijelaskan itu untuk modernisasi pabriknya karena teknologi, dari tiga pabrik jadi dua pabrik. Karena tidak bisa bersaing dengan teknologi lama. Otomatis harus lebih modern, itu semua sesuai aturan," kata JK di kantornya, Jakarta, Kamis (4/2).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Apa yang diungkapkan Jusuf Kalla mengenai pembelian alutsista bekas? Pemerintah membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dengan harga murah bukan terjadi saat ini saja. Hal tersebut dinungkapkan langsung Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) yang pernah berpasangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Pemerintah Beli Alutsista Bekas Umur 25 Tahun Harganya Rp1 Triliun kata JK dikutip dari Antara, Kamis (11/1) "Saya kira pemerintah 'kan tidak satu kali ini beli bekas (alutsista bekas), tetapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua,"
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto. Dia menyebut penutupan pabrik tak terlepas dari persoalan yang membelit perusahaan Jepang di negara asal.
"Kebanyakan perusahaan yang di Jepang sendiri ada banyak masalah," ujarnya.
Atas dasar itu, dia menyarankan karyawan perusahaan Jepang untuk segera berpindah tempat kerja.
"Harusnya pindah ke perusahaan lain, makanya penting itu ada investasi baru," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meminta publik untuk tak panik melihat pemberitaan kolapsnya perusahaan Jepang di Indonesia. Sebab, itu tak menunjukkan ada gelombang pemutusan hubungan kerja massal.
"Bisa saja karena kalah bersaing dengan perusahaan Korea, Cina. Tapi jangan bilang massal ya," ujar Darmin.
Baca juga:
Hengkangnya Panasonic & Toshiba tak ada hubungannya dengan KA cepat
Panasonic & Toshiba hengkang dari Indonesia, pemerintah dinilai cuek
Ini kata Rachmat Gobel soal hengkangnya Panasonic dan Toshiba
Panasonic & Toshiba tutup, Darmin sebut tidak bakal ada PHK massal
Hengkangnya Panasonic & Toshiba ikut perburuk industri otomotif
DPR sentil pemerintah saat ramai perusahaan dunia pergi dari RI