Juli 2016, Indonesia surplus dagang USD 598,3 miliar
Ini turun ketimbang pencapaian bulan sebelumnya sebesar USD 900,2 juta.
Indonesia kembali mencetak surplus neraca perdagangan sebesar USD 598,3 miliar pada Juli 2016. Namun, ini turun ketimbang pencapaian bulan sebelumnya sebesar USD 900,2 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan penurunan surplus tersebut disebabkan melemahnya kinerja ekspor dan impor. Tercatat, per Juli 2016, nilai ekspor Indonesia sebesar USD 9,51 miliar atau turun 26,67 persen dari USD 12,97 bulan sebelumnya.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Sebelum dan sesudah Lebaran banyak perusahaan menghentikan usahanya karena karyawan mereka juga libur," ujarnya, Jakarta, Senin (15/8).
Secara kumulatif, total ekspor Januari-Juli 2016 sebesar USD 79,08 miliar. Turun 12,02 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar USD 89,89 miliar.
Ekspor nonmigas turun 8,78 persen menjadi USD7,59 miliar. Kontribusi terbesar dari lemak dan hewan minyak nabati USD 9,14 miliar, bahan bakar mineral USD7,59 miliar.
Pangsa pasar ekspor terbesar adalah Amerika Serikat USD 8,87 miliar (12,39 persen), Jepang US D7,25 miliar (10,39 persen), dan China US D7,01 miliar (9,79 persen).
Ekspor nonmigas ke ASEAN mencapai USD 15,67 miliar (21,88 persen) dan Eropa USD 7,99 miliar (11,16 persen).
Adapun impor melemah 26,28 persen menjadi USD 8,92 miliar. Impor migas turun 16,84 persen menjadi USD 1,47 miliar dari USD 1,76 miliar.
Impor nonmigas melemah dari USD 10,32 miliar menjadi USD 7,44 miliar atau turun 27,91 persen.
Secara kumulatif, impor Januari-Juli 2016 turun 10,85 persen menjadi USD 74,91 miliar.
Importir terbesar masih dipegang China, senilai USD 16,75 miliar (25,87 persen). Disusul Jepang USD 7,18 miliar (11,09 persen) dan Thailand USD 5,11 miliar (7,89 persen).
Baca juga:
Tinggalkan BI Rate, suku bunga kredit segera turun
SBY dukung Sri Mulyani pangkas anggaran Rp 133,8 triliun
BI ungkap 99 persen transaksi di Indonesia masih dalam bentuk tunai
Kuartal II 2016, BI catat NPI surplus USD 2,2 miliar
5 Hadiah BUMN untuk rakyat sambut HUT RI ke-71
Terungkap, 5 alasan kengototan Presiden Jokowi bentuk holding BUMN