Jumlah Uang Beredar Capai Rp7.672,4 Triliun per Februari 2022
Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2022 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp7.672,4 triliun atau tumbuh 12,5 persen secara year on year (yoy).
Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2022 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp7.672,4 triliun atau tumbuh 12,5 persen secara year on year (yoy).
"(M2) tetap kuat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2022 sebesar 12,8 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Kamis (24/3).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Erwin menyampaikan, perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 18,3 persen yoy) dan uang kuasi sebesar 5,9 persen (yoy).
Kemudian, perkembangan M2 pada Februari 2022 sejalan dengan berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit di tengah perlambatan ekspansi keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih. Tercatat, Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,4 persen (yoy).
Sementara itu, ekspansi keuangan pemerintah yang tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 42,7 persen (yoy). Ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Januari 2022 sebesar 48,1 persen (yoy).
"Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,8 persen (yoy)," tutupnya.
Baca juga:
Rupiah Ditutup Menguat Tipis di Rp14.346 per USD
Rupiah Menguat Dibayangi Proyeksi Kebijakan Agresif The Fed
Pernyataan Gubernur The Fed yang Agresif Buat Dolar AS Perkasa Sore Ini
Pelemahan Rupiah Diklaim Lebih Baik Dibanding Thailand dan Malaysia
Rupiah Ditutup Menguat Tipis Rp14.336 per USD
Rupiah Berfluktuatif Dipengaruhi Ekspektasi Kesepakatan Damai Rusia-Ukraina