Kabar Terbaru Pembangunan Kereta Semi Cepat Jakarta - Surabaya
Japan International Cooperation Agency (JICA) dikabarkan akan segera melakukan tahap studi kelaikan atau feasibility study (FS) setelah sebelumnya melakukan tahap Pra FS pada tahun lalu.
Perjalanan panjang proyek kereta semi cepat Jakarta - Surabaya akan segera memasuki babak baru. Japan International Cooperation Agency (JICA) dikabarkan akan segera melakukan tahap studi kelaikan atau feasibility study (FS) setelah sebelumnya melakukan tahap Pra FS pada tahun lalu.
Chief Representative, JICA Indonesia Office Shinichi Yamanaka akan segera melakukan FS pada bulan Juni mendatang.
-
Dimana lokasi pembangunan Depo Tegalluar untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung? Markas Besar Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pembangunan Depo Tegalluar yang menjadi markas Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini sudah mencapai 83,70 persen.
-
Mengapa pembangunan infrastruktur di Kutai Timur perlu dipercepat? Pembangunan infrastruktur di Kutai Timur memang masih perlu banyak pembenahan. Selain persoalan pembangunan fisik jalan, masalah lain yang penting bagi masyarakat adalah infrastruktur air bersih.
-
Mengapa pembangunan jalur kereta api di Aceh memakan waktu yang cukup lama? Pembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
-
Mengapa kereta cepat Jakarta-Bandung mendapat sambutan baik dari masyarakat? Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan dimulai besok, Jumat 15 September 2023 hingga 30 September 2023. Tak ayal, hal ini disambut baik oleh masyarakat, khususnya warga yang tinggal di sekitar KCJB.
-
Kapan teknologi transportasi mampu memberikan mobilitas yang lebih cepat dan efisien? Mobil listrik memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energi, mengurangi polusi udara dan bahan bakar fosil.
-
Apa saja manfaat dari berjalan cepat? Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa aktivitas berjalan dengan cepat, seperti power walking, dapat memberikan manfaat bagi kebugaran kardiovaskular, komposisi tubuh, serta kekuatan otot.
"Itu untuk proyek itu nanti baru akan dimulai studynya. FS itu baru akan nanti dimulai Juni nanti, Juni tahun ini," kata dia saat ditemui di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (4/4).
Dia mengatakan, proses studi kelaikan tersebut akan berlangsung kurang lebih selama satu hingga satu tahun setengah. Artinya, proses tersebut baru akan selesai di tahun 2020. "Kira-kira sampai satu setengah tahun," ujarnya.
Keputusan pihaknya akan menjadi investor mayoritas atau tidak bergantung pada hasil studi kelaikan tersebut. "Nanti baru akan dipertimbangkan setelah keluar hasil FS nya," kata dia.
Sebelumnya, proyek kereta semi cepat Jakarta - Surabaya sempat dikabarkan akan menelan biaya sebesar Rp 60 triliun. Namun, angka tersebut bisa saja berubah bergantung hasil dari studi kelaikan nanti.
Sementara itu, jika study kelaikan sudah selesai, maka proses selanjutnya yaitu melakukan tender. "Biasanya setelah itu akan ada pembuatan detail desain, terus setelah itu baru pemilihan tender kontraktor dan konsultan," tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, menyebutkan saat ini proyek kereta sedang Jakarta- Surabaya masih berkutat pada proses Pra Studi Kelaikan (Pre Feasibility Study/ Pre FS). Namun, proses yang dilakukan pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) tersebut sudah memasuki tahap akhir.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya tengah berupaya agar biaya proyek tersebut berada di kisaran Rp 60 triliun. "Itu kan draft, masih draft, masih kasaran. Memang kita minta Rp 60 triliun, nah sekarang kita detailkan lagi," kata Dirjen Zulfikri saat ditemui di kawasan Jakarta Kota, Senin (22/10).
Dirjen Zulfikri optimistis biaya proyek bisa berada di bawah prediksi awal yaitu Rp 60 triliun. "Pak menteri (Budi Karya Sumadi) minta itu biaya paling efisien, paling bisa murah," ujarnya.
Tim ahli dari pihak Jepang akan datang dan melakukan studi untuk menentukan metodologi teknik pembangunan. Proses tersebut disebut bisa memakan waktu hingga satu tahun ke depan sehingga proyek kereta cepat belum bisa dimulai pada tahun 2019. "Oh belum, belum (bisa dimulai tahun 2019)," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, masih banyak hal yang perlu didetailkan lagi antar kedua belah pihak. Saat ini ada tiga hal utama yang menjadi pokok bahasan dalam FS proyek tersebut. Pertama adalah biaya paling murah atau efisien. Kedua, penggunaan konten lokal maksimal. Ketiga, melibatkan pihak swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"TKDN tuh lokal kontennya tinggi, bicara lagi komponen-komponen yang bisa di KPBU kan tuh yang mana? Ya gitu-gitu ini yang nanti didetailkan di sini," jelasnya.
Dia menjelaskan proyek tersebut berjalan alot sebab merupakan proyek besar yang tidak sederhana. "Ya kita kan ini kan bukan pekerjaan yang simpel gitu, ini kan suatu investasi yang demikian besar ya kan," tutupnya.
Baca juga:
Memantau Pembangunan Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Mesin Bor Siap, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikebut
Pembangunan Konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru 9,2 Persen
5 Infrastruktur di Indonesia Diklaim Jadi yang Terbaik Hingga Se-ASEAN
Jawa Barat Bakal Punya Kereta Cepat Pertama se-ASEAN di 2021
Wijaya Karya Target Pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung Capai 55 Persen di 2019