Karyawan MNC TV lebih sejahtera saat TPI dipegang Tutut
Beralihnya kepemilikan TPI ke tangan Hary Tanoe tidak berpengaruh pada tingkat kesejahteraan karyawan.
Kisruh yang terjadi antara Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan Hary Tanoesoedibjo soal kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) membuat beberapa karyawan angkat bicara. Mereka mulai membanding-bandingkan kondisi saat masih berstatus sebagai karyawan TPI di bawah naungan Mbak Tutut, dengan kondisi saat berada di bawah bendera MNC.
Sebagian dari mereka mengaku lebih nyaman saat TPI masih berada di bawah kepemilikan Mbak Tutut. Sumber merdeka.com di internal MNC TV menyebutkan, beralihnya kepemilikan TPI ke tangan Hary Tanoe tidak berpengaruh pada tingkat kesejahteraan karyawan. Malah, menurut sumber tersebut, karyawan semakin kesulitan memperoleh kesejahteraan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
"Kondisi saat Ibu Tutut dulu sangat sejahtera ketimbang saat ini yang diambil alih MNC Group," ujar dia.
Menurutnya, hal ini terjadi karena MNC sebagai grup besar harus membagi keuntungannya ke banyak anak perusahaan di bawahnya. Mulai dari MNC Sky, Global Mediacom, MNC Land, serta tiga stasiun televisi yaitu RCTI, MNC TV, dan Global TV. Bahkan, MNC sangat tega mengelabui pendapatan para karyawannya.
"Efisiensi yang menurut karyawan berlebihan, perpotongan pajak dan danareksa MNC yang diwajibkan dengan dalih bonus yang tidak berbentuk uang juga sedikit mengecewakan. Keuntungan dibagi untuk grup, kita mah tidak dapat maksimal," jelasnya.
Dengan perbandingan tersebut, karyawan cenderung lebih senang jika kembali ke pangkuan Tutut meski kondisinya tidak akan sama seperti dulu lagi.
Sebelumnya, Direktur Media Nusantara Citra (MNC) Grup David F. Audy menilai, MNC TV tak bisa lagi kembali ke pangkuan pemilik lamanya, yakni Mbak Tutut. Dia menegaskan, MNC sudah secara sah membeli saham mayoritas stasiun televisi itu dari PT Berkah Karya Bersama. Bahkan, pihaknya mengklaim telah berjasa membangkitkan TV yang nyaris ambruk itu.
David membantah bahwa Bos MNC Hary Tanoesoedibjo punya kepemilikan saham di Berkah. Pihaknya sekadar investor yang membeli saham TPI.
"PT Berkah enggak ada hubungannya sama sekali. Kita beli TPI memang dari Berkah, tapi Berkah bukan punya kita," ujarnya di kantor pusat MNC, Jakarta, Jumat (11/10).
Dia lantas menceritakan kronologi akuisisi saham mayoritas TPI versi MNC. Pada 2001, televisi milik putri sulung mendiang Presiden Soeharto itu keuangannya buruk, sehingga dijual ke Berkah. MNC baru masuk pada 2006, membeli mayoritas saham.
Menurut pengakuan David, pihaknya menerima televisi yang kinerjanya buruk, merugi, dan peralatannya jelek.
"Dulu kan TPI manajemen kurang bagus sudah kembang kempis, merugi, utangnya banyak, peralatan semua jelek," cetusnya.
(mdk/bai)