Kejar Target Bebas Emisi Karbon, Pemerintah Andalkan Lahan Gambut dan Mangrove
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, bahwa Indonesia berupaya untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Dalam mencapai target tersebut, beberapa sektor andalan dari sektor hutan dan penggunaan lahan (FOLU), termasuk mangrove dan lahan gambut.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, bahwa Indonesia berupaya untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Dalam mencapai target tersebut, beberapa sektor andalan dari sektor hutan dan penggunaan lahan (FOLU), termasuk mangrove dan lahan gambut.
"Sektor FOLU akan mendukung tercapainya penurunan emisi nasional atau net sink (penyerapan bersih) karbon pada 2030. Pemetaan dan pemanfaatan ekosistem blue carbon diharapkan dapat menurunkan suhu pada 2050," ungkap Menko Luhut dalam Talkshow Blue Carbon to Strengthen Climate Change and Coastal Resilience di Paviliun Indonesia dalam rangkaian agenda COP 26 UNFCCC di Glasgow Skotlandia, ditulis Kamis (4/11).
-
Kapan Ekowisata Bale Mangrove diresmikan? “Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Apa fungsi utama dari hutan mangrove di pesisir? Fungsi hutan mangrove yang paling utama adalah mencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang laut.
-
Siapa yang hidup di ekosistem hutan mangrove? Selain itu, beberapa hewan laut seperti ikan, siput, kepiting, dan udang juga hidup di hutan mangrove.
-
Kenapa melestarikan hutan mangrove sangat penting? Untuk itu melestarikan hutan mangrove sangat diperlukan.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama ekosistem mangrove di Teluk Pangpang? Daya tarik utama pada ekosistem mangrove di Teluk Pangpang ialah potensi keragaman kehidupan liarnya, terutama burung air dan burung yang sedang migrasi.
-
Kapan Selat Muria bagian selatan mulai berubah menjadi hutan mangrove? Lalu pada 6.000-1.700 tahun yang lalu Selat Muria bagian selatan mulai berubah menjadi hutan mangrove dan rawa-rawa yang memiliki banyak anak sungai.
Dia juga menyampaikan bahwa dalam rangka COP 26 UNFCCC di Glasgow, seluruh pihak akan berdiskusi mengenai perubahan iklim secara global untuk menjaga iklim global agar tetap pada suhu di bawah 2 derajat sesuai anjuran Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
"Saat ini, secara global kita sudah melampaui 1 derajat celcius dan IPCC telah memperingatkan bahwa suhu global perlu dijaga agar tidak melebihi dari 1,5 derajat celcius," terang Menko Luhut.
Di samping itu, Indonesia telah menyerahkan dokumen Updated Nationally Determined Contribution/NDC (kontribusi yang ditetapkan secara nasional) dan strategi jangka panjang untuk ketahanan karbon dan iklim 2050 terbaru kepada sekretariat UNFCCC. Dokumen Updated NDC yang telah diperbarui juga membahas aspek baru, termasuk soal laut.
Berdasarkan SDG's, dokumen NDC diharapkan dapat menemukan solusi secara cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, seperti menciptakan energi baru yang terjangkau, berguna, dan terbarukan yang berkelanjutan dari samudera, laut, serta sumber daya kelautan.
Indonesia Miliki Sistem Blue Carbon Pesisir Terbesar
Menko Luhut menerangkan, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kekayaan alam yang melimpah beserta keanekaragaman hayati laut yang sangat besar.
"Kami memiliki ekosistem blue carbon pesisir terbesar yang meliputi mangrove dan padang lamun, serta terumbu karang. Ekosistem blue carbon Indonesia menyimpan sekitar 75 persen-80 persen dari jumlah karbon dunia yang berarti bahwa kita memiliki potensi ekonomi dari ekosistem pesisir yang ada di sekitar kita," imbuhnya.
Menurut Menko Luhut, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam melestarikan dan merehabilitasi ekosistem blue carbon. Antara lain program rehabilitasi mangrove yang merupakan program rehabilitasi terbesar di dunia dengan mencakup sekitar 600.000 hektar lahan mangrove kritis hingga 2024.
Indonesia juga memiliki program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang merupakan program restorasi terumbu karang nasional. ICRG mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan sosial ekonomi untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan melalui edu-ekowisata.
"Terumbu karang memang bukanlah bagian utama dari blue carbon, tetapi perannya sangat penting sebagai penghambat terjadinya proses pemanasan global. Terumbu karang juga dapat mendukung ketahanan pangan sebagai habitat berbagai makhluk hidup di laut termasuk ikan, sebagai sumber mata pencaharian, dan ketahanan masyarakat pesisir," tambahnya.
Menko Luhut berharap agar rangkaian acara ini dapat menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi perubahan iklim secara global. Melalui acara ini pula dapat sekaligus mencari dukungan dan kerja sama internasional yang lebih luas dalam pengembangan potensi blue carbon.
(mdk/bim)