Kembangkan Hidrogen Hijau di Kamojang, PLN IP Tunggu Konsumen
Produksi hidrogen PLTP Kamojang tidak menggunakan air tanah. Melainkan dari air kondensasi proses produksi listrik di PLTP Kamojang.
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) masih terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang sebagai penghasil hidrogen hijau berbasis panas bumi di Asia Tenggara.
Specialist Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN IP, Iwan Setiono menjelaskan, produksi hidrogen PLTP Kamojang tidak menggunakan air tanah. Melainkan dari air kondensasi proses produksi listrik di PLTP Kamojang.
- Percepat Pemanfaatan EBT, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen & Amonia Hijau
- Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Jadi Objek Studi Delegasi Australia, Hemat Impor BBM 1,59 Juta Liter per Tahun
- Indonesia Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Hidrogen Kapasitas 41 Gigawatt
- Pertama di Indonesia, Ini Penampakan Canggihnya SPBU Hidrogen Hijau di Senayan
Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) ke depan, Iwan melihat potensi bisnis besar pada produk hidrogen hijau yang berasal dari Green Hyrdogen Plant (GHP) tersebut.
"Jadi kalau peluang atau ini cukup besar gitu ya, bagaimana di Perpres 112/2022 di sana juga ditambahkan bahwa ada tarif yang semakin kompetitif atau semakin ekonomi bagi pengembang geotermal," ujarnya dalam kunjungan media ke PLTP Kamojang di Kabupaten Bandung, Rabu (4/9).
Iwan menyatakan, produksi hidrogen hijau sejauh ini tidak menemui kendala. Hanya saja, PLN IP dihadapi tantangan dalam menciptakan ekosistem yang belum banyak memiliki konsumen.
"Jadi kendala produksi kita memang menunggu konsumen. Kalau konsumennya sudah ada, kita produksi. Jadi kita saat ini masih menunggu kalau ada permintaan untuk jadi HRS (Hydrogen Refueling Station) Senayan, baru kita produksi seperti itu," ungkapnya.
Menurut dia, hidrogen hijau sebenarnya punya banyak peluang bisnis lantaran bisa disuplai ke semua sektor. Khususnya bagi sektor industri yang punya konverter dari hidrogen menjadi energi listrik.
"Di luar itu, kalau hidrogen dikembalikan menjadi energi listrik, dia juga (bisa) sebagai pembakaran atau biasanya untuk di industri-industri kimia," jelas Iwan.