Kementan Bahas Strategi Supply Pangan Global dalam Webinar Internasional
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam kondisi seperti ini gerakan ketahanan pangan menjadi solusi terbaik. Untuk itu, Mentan SYL meminta kepada petani dan penyuluh untuk terus menanam.
Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, menimbulkan multi-effect di semua sektor, termasuk sektor pertanian. Sektor yang menjadi penyedia pangan ini, terganggu sistem produksi dan juga distribusi. Akibatnya supply pangan terhambat. Kondisi ini tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga secara global.
Kondisi pertanian secara global ini dibahas dalam webinar internasional yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Jumat (29/05/2020).
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Kenapa berita tentang PM Singapura yang menyinggung Indonesia diedit? Kesimpulan PM Singapura mengomentari Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama adalah hoaks. Faktanya judul dalam artikel itu telah diedit.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
Webinar internasional mengangkat tema The Current Condition of Agriculture in Australia, Asia and the Pacific During the Covid-19 Pandemic and Its Strategies to Secure Food Supply. Tampil sebagai narasumber Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, Peter Horne (General Manager, Country Program, ACIAR), Polbangtan Bogor, Polbangtan Yoma, dan Polbangtan Malang. Sebagai moderator adalah Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam kondisi seperti ini gerakan ketahanan pangan menjadi solusi terbaik. Untuk itu, Mentan SYL meminta kepada petani dan penyuluh untuk terus menanam.
"Pertanian tidak boleh bersoal, untuk itu sumberdaya lokal perlu dikembangkan. Jangan biarkan sejengkal tanam menganggur, kita harus terus menanam usai panen," kata Menteri Syahrul.
Pesan tersebut dipertegas Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Menurutnya pertanian harus tetap harus berjalan meskipun dalam pandemi Covid-19.
"Justru ada hikmah dan pembelajaran baru yang bisa kita ambil terkait dengan sistem pertanian yang berangkat dari Kostratani dan mengarah kepada teknologi 4.0," tutur Dedi Nursyamsi.
Kepala Badan PPSDMP juga menyampaikan bahwa kebijakan Kementerian Pertanian pada saat pandemi Covid-19 berbeda dengan kebijakan yang direncanakan sebelumnya. Beberapa program jangka pendek dan menengah untuk petani pada masa pandemic Covid-19, telah disusun dan siap diluncurkan. Antara lain program padat karya dan social safety net.
Sedangkan Peter Horne dalam presentasinya menyampaikan pertanyaan. "Can we stop a global health crisis becoming a global food crisis?" tanyanya.
Jawabannya adalah bisa, selama supply chain komoditas tetap berjalan, menghindari panik dan hambatan ekspor, serta melakukan perubahan terhadap system pangan berbasis sumber daya lokal, penyederhanaan supply chain, dan juga biosesurity.
Diskusi yang berlangsung menarik ini, dihadiri sekitar 2.700 peserta baik melalui virtual meeting maupun live streaming, pertanyaan berkisar tentang bagaimana respon masing-masing negara menghadapi pandemic Covid-19 di sector pertanian. Serta perlunya data dan fakta yang lebih akurat untuk dapat menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran, dan peran pendidikan pertanian dan BPPSDMP dalam menghadapi permasalahan tersebut.
"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, oleh semua pihak sesuai dengan TUSI-nya masing-masing terutama untuk menjamin keamanan pangan yang sangat mungkin dapat dipertahankan pada masa pandemic covid-19," tutur moderator acara, Idha sebagai penutup seminar.
(mdk/hhw)