Kementan: Kendalikan organisme pengganggu tanaman sejak dini
Rendahnya hasil panen pada saat itu disebabkan oleh adanya Zonk atau Klowor yaitu penyakit virus kerdil rumput/ kerdil hampa yang ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (WBC).
Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target produksi. Untuk menekan serangan OPT harus dilakukan pengawalan sejak dini melalui pengamatan secara rutin, mulai dari persemaian sampai ditanam.
Pengamatan ditanam dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman menjelang panen.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Kapan Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor."Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana cara Irjen Kementan mengajak Petani dan ASN Kementan untuk bangkit membangun pertanian Indonesia? “Kita sedang dalam posisi dan situasi yang tidak sedang baik, iklim dan cuaca yang sedang mempengaruhi proses pertanian. Itulah yang sedang dilakukan oleh Bapak Menteri." "Beliau banyak melakukan terobosan, melakukan kegiatan yang tanpa henti. Kalau bapak Menteri speednya sudah maksimal, tentunya kita anak buahnya yang ada di Kementerian Pertanian, ASN Pertanian, punya tanggung jawab yang lebih,” kata Irjen Setyo.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
"Pengamatan OPT merupakan hal penting yang tidak boleh ditinggalkan, karena dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal OPT, baik itu intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah," kata Tri Susetyo Kepala Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT) saat diwawancara, Selasa (9/10).
Tri menyatakan, dengan mengetahui keberadaan awal OPT akan sangat menentukan keberhasilan panen. Dengan diketahuinya intensitas atau populasi awal OPT kita dapat segera melakukan tindakan pengendalian yang tepat dan akurat sehingga OPT dapat dikendalikan dengan baik.
Sementara itu, Lilik Retnowati salah satu pejabat di BBPOPT mengatakan poses pengamatan OPT tidak hanya dilakukan oleh petugas pengamat hama akan tetapi lebih baik dilakukan langsung oleh petani di lahan usaha taninya.
"Kita mengedukasi petani agar pengetahuan, sikap dan Keterampilan (PSK) petani berubah dan meningkat, utamanya petani melakukan pengamatan secara mandiri dan rutin di lahan usaha taninya. Agar tidak terjadi lagi kecolongan serangan OPT," kata Liliek.
Secara terpisah salah seorang pemandu lapang dari BBPOPT, Yadi Kusmayadi mengatakan bahwa Bimbingan teknis pengendalian (bimtekdal) kepada kelompok tani sudah dilakukan secara berkesinambungan. Para petani itu diberikan bimbingan selama satu musim tanam dengan Pola Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama terpadu (SLPHT). Proses bimbingan ini dinilai paling efektif dalam proses pembelajaran.
Pada Musim Tanam (MT) 2018, BBPOPT telah melakukan pendampingan pengawalan OPT di semua kabupaten di Jawa Barat, berkoordinasi dengan petugas setempat, POPT, PPL, Koortikab, Korluh. Petani dipandu untuk melakukan pengamatan OPT secara mandiri dan rutin serta menyusun tindakan pengendalian dengan memahami 6 tepat dalam pemakaian pestisida sampai pemanfaatan musuh alami.
Terbukti dengan adanya pendampingan ini intensitas serangan OPT tahun 2018 dapat dikendalikan. Serangan OPT bulan Januari-September 2017, menyebabkan terkena seluas 368.900 dan puso seluas 8.892 ha. Sedangkan serangan OPT bulan Januari-September 2018, menyebabkan terkena seluas 241.745 ha dan puso seluas 2.393 ha. Angka puso ini menurun drastis sampai dengan 72,88 persen.
Salah satu kelompok tani yang berhasil menerapkan pengamatan rutin mandiri adalah Kelompok Tani Setia Asih 5, Desa Karang Setia, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
"Hingga saat ini petani masih terus melakukan pengamatan secara rutin yang dilakukan seminggu sekali. Pengamatan rutin menjadikan OPT tidak berkembang, sehingga panen bisa sukses," ungkap Unda Suhanda salah seorang petani alumni Bimtekdal.
Unda menyatakan dirinya akan ikut mensosialisasikan ke anggota lain karena hasilnya sudah dirasakan secara nyata. Hasil panen saat ini (17 September 2018) menurutnya mencapai sebesar 7,5 ton/ha. Hasil ini, jauh lebih tinggi jika dibandingkan panen sebelumnya yang hanya 1,2 ton/ha.
Rendahnya hasil panen pada saat itu disebabkan oleh adanya Zonk atau Klowor yaitu penyakit virus kerdil rumput/ kerdil hampa yang ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (WBC).
Ke depan, pengawalan OPT sejak dini diharapkan terus dilakukan oleh petugas POPT yang bersinergi dengan petugas penyuluh lapangan dan kelompok tani agar panen di setiap musim berhasil.
"BBPOPT akan tetap konsisten mengawal daerah endemis OPT lainnya karena pengawalan OPT sejak dini sudah nyata mampu mengamankan produksi agar stabilitas produksi padi dapat kembali normal bahkan dapat meningkat," pungkas Tri.
(mdk/hrs)