Kepala BPS: Kebiasaan merokok betul-betul parah dan menyita pendapatan masyarakat
"Kenapa BPS masukan rokok, karena mau betul-betul memotret kehidupan penduduk miskin. Di sana betul-betul kelihatan bahwa kebiasaan merokok betul-betul parah dan menyita pendapatan."
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto mengakui bahwa kebiasaan merokok berkontribusi cukup besar terhadap kemiskinan.
Dia menjelaskan, dalam perhitungan angka kemiskinan, komponen rokok bahkan menduduki urutan kedua dalam faktor penyebab kemiskinan setelah bahan makanan.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa TPS di Distrik Naikere rawan diserang KKB? Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Di mana PPS berkedudukan? PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan atau desa. Oleh karena itu, PPS berkedudukan di kelurahan atau desa.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Kenapa BPS masukan rokok, karena mau betul-betul memotret kehidupan penduduk miskin. Di sana betul-betul kelihatan bahwa kebiasaan merokok betul-betul parah dan menyita pendapatan," ungkapnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat, Jakarta, Senin (30/7).
Jika kebiasaan merokok, terutama di kalangan penduduk miskin dapat dikurangi, maka angka kemiskinan pun dapat lebih ditekan.
"Kalau rokok dapat dikeluarkan, maka garis kemiskinan akan turun, kalau garis kemiskinan turun penduduk miskin akan turun. Ke depannya kita harus berupaya menekan jumlah perokok. Saat ini sangat tinggi sekali," jelas dia.
Meski demikian, dia mengakui upaya memberantas kebiasaan merokok di Indonesia masih cukup sulit. Kebijakan menaikkan cukai rokok saja, kata dia, tidak cukup.
"Cukai rokok dinaikkan bagaimana. Kalau itu diterapkan di Amerika atau di Australia mungkin bisa. Kalau di Indonesia, inovasi orang Indonesia luar biasa. Kalau cukai mahal, rokok mahal, dia bisa melinting sendiri," imbuhnya.
"Kalau kenaikan cukai rokok saja tidak cukup. Harus ada sosialisasi cukup dini tentang bahaya merokok," tandasnya.
Baca juga:
Kebijakan simplifikasi tarif cukai lindungi industri kecil
Diskusi 'Menyelamatkan Industri dan Pekerja Rokok Kretek Tangan'
Peneliti: 63 persen perokok Indonesia hisap rokok SKM
Berdampak ke ekonomi rakyat, kenaikan cukai rokok per tahun disorot anggota Gerindra
Kemenkeu berencana naikkan cukai tembakau di 2019
Harga rokok di Indonesia lebih mahal dibanding negara kawasan Asia