Kerja sama Pertamina-PLN bisa dorong investasi energi terbarukan RI
Pengembangan energi terbarukan buth investasi besar sehingga diperlukan kepastian hukum dan pembeli.
Kesepakatan jual beli uap dan listrik panas bumi (geothermal) antara PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menjadi momentum penting untuk mendorong investasi geothermal. Selain itu, kerja sama ini juga mewujudkan target pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW), yang 25 persen di antaranya akan berasal dari energi baru terbarukan, termasuk panas bumi.
"Penandatanganan perjanjian jual beli uap dan listrik panas bumi antara Pertamina dan PLN menunjukkan kepada internasional adanya kesungguhan pemerintah, terutama off taker PLN dalam pengembangan geothermal," ujar Ketua Asosiasi Panas Bumi Abadi Poernomo di Jakarta, Jumat (12/2).
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kenapa Pertamina terus mendorong transisi energi? Setelah semua negara berkomitmen terhadap penurunan karbon emisi menuju net zero emission, ada optimisme, ada kegamangan, ada kekhawatiran. Namun ini semua tidak menyurutkan langkah kita untuk terus melaksanakan energi transisi seperti yang disepakati bersama,” ungkap Nicke saat acara Pertamina Energy Forum 2023 di Ballroom Grha Pertamina (18/12).
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Bagaimana Pertamina memastikan kesiapan energi jelang Tahun Baru 2024? Dalam rangka memastikan kesiapan energi jelang libur Tahun Baru 2024, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Grha Pertamina, Jumat (29/12). Pada kunjungan ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan secara real-time kesiapan Pertamina dalam menyediakan energi, mulai dari stabilitas produksi blok hulu migas, keandalan kilang-kilang pengolahan, hingga proses distribusi energi terutama BBM dan LPG ke masyarakat di Indonesia.
-
Kenapa Pertamina fokus pada transisi energi? Nicke mengungkap energi adalah katalis pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya disaat yang sama, Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah mengenai Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
Menurut dia, pengembangan geothermal memerlukan investasi sangat besar, sehingga diperlukan kepastian regulasi, off taker dan kesepakatan perjanjian jual beli untuk mendapatkan pendanaan.
"Kesepakatan yang ditandatangani kemarin itu juga akan memacu Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy untuk terus mengembangkan wilayah kerja panas bumi (WKP) yang dikelola," tegas dia.
Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Surya Darma, mengatakan kesepakatan jual beli uap panas bumi dan listrik positif untuk masa depan pengembangan panas bumi Indonesia. Menurut dia, sudah terlalu negosiasi antara Pertamina dan PLN tetapi tidak ada kesepakatan selain hanya interim agreement. Apalagi, sempat berkembang isu PLN akan menghentikan pembelian listrik panas bumi dan hentikan negosiasi beberapa waktu lalu.
"Dengan penandatangan PJBL kemarin, itu akan memotivasi para pengembang dan memperbaiki iklim investasi ke depan. Mudah-mudahan itu bisa menjadi model," kata Surya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Irfan Zainuddin, mengaku optimis akan pemanfaatan energi geothermal di Indonesia semakin bergairah dan berkembang pesat. PGE berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan energi bersih yang ramah lingkungan sehingga bisa membantu mengurangi emisi karbon secara berkesinambungan.
"Untuk itu PGE mencanangkan target installed capacity di atas 1.000 MW pada 2021 dan diharapkan menjadi 2.700 MW pada 2030," ujar Irfan.
Saat ini PGE memiliki 12 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 437 MW yang dihasilkan dari empat area, yakni: Kamojang (235 MW), Ulubelu (110 MW), Lahendong (80 MW) dan Sibayak (12 MW). Selain itu saat ini secara paralel PGE sedang melakukan pembangunan proyek-proyek panas bumi dengan total kapasitas 510 MW. Pada 2016, empat proyek di antaranya ditargetkan mulai beroperasi secara komersial, yakni PLTP Ulubelu Unit 3 berkapasitas 55MW yang ditargetkan COD (commercial of date) pada Agustus 2016.
PLTP Lahendong Unit 5 berkapasitas 20MW direncanakan COD Desember 2016. PLTP Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW ditargetkan COD Desember 2016. Serta PLTP Lumutbalai Unit 1 berkapasitas 55 MW yang direncanakan COD Desember 2016.
Baca juga:
Di 2025, JK desak 50 persen pembangkit PLN pakai energi terbarukan
Jokowi tunjuk 7 kota untuk kelola sampah jadi pembangkit listrik
Jika pemerintah serius, investor siap garap energi baru terbarukan
Intip proyek listrik tenaga surya terbesar sejagat di Maroko