Kesepakatan tiga negara soal karet
Tiga negara sepakat melakukan peremajaan pohon karet dan mengurangi volume ekspor.
Thailand, Indonesia dan Malaysia telah menandatangani perjanjian dan kesepakatan untuk menyikapi tren menurunnya harga komoditas karet dunia. Tiga negara pengekspor karet alam terbesar dunia sepakat melakukan pengurangan ekspor dan peremajaan kembali pohon karet untuk mengatasi turunnya harga karet di pasar internasional.
"Dengan kesepakatan ini Thailand akan meremajakan kembali (re-planting) lahan karetnya sebanyak 80.000 hektar, Indonesia 50.000 hektar, dan Malaysia 30.000 hektar," ujar Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Amir kepada merdeka.com Kamis (23/8).
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Bagaimana cara warga kampung memproses cecak untuk ekspor? "Warga kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah berdasarkan ukuran, mengeringkan dan akhirnya dikemas," kata Satyawan.
-
Apa yang membuat sepak bola menjadi mimpi yang diwujudkan? Sepak bola adalah mimpi yang dibuat nyata melalui kerja keras dan semangat.
-
Apa yang menjadi komoditi utama ekspor Kerajaan Demak? Ia menulis komoditi utama yang menjadi ekspor Kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lainnya.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Apa yang dimaksud dengan empon-empon? Empon-empon adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada akar dari berbagai jenis tanaman obat. Istilah ini juga biasanya digunakan untuk menyebut ramuan seduhan dari minuman hangat dengan bahan akar dan tanaman herbal.
Peremajaan kembali lahan karet akan dilakukan di seluruh lahan pohon karet yang umurnya sudah tua di seluruh Indonesia. Semisal di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat.
"Dengan peremajaan ini volume ekspor akan terkurangi dan akan tumbuh kembali dalam 5 tahun," tambahnya.
Selain melakukan peremajaan kembali, langkah yang juga akan dilakukan adalah mengurangi hari penyadapan karet. "Kita juga akan turunkan volume ekspor dengan mengurangi hari sadap menjadi 2 hari sekali, sebelumnya bisa sehari 2 kali," jelasnya.
Penurunan ekspor sebesar 10 persen di tiga negara. Artinya sebanyak 300.000 ton untuk ketiga negara. Jadi, rata-rata 100.000 an ton per negara dengan catatan rata-rata produksinya 1 jutaan ton.
Skema kesepakatan ini, kata dia, sesuai dengan pembagian volume ekspor ketiga negara selama ini. Thailand saat ini menjadi pengekspor terbesar yaitu 3,1 juta ton per tahun, Indonesia 2,9 juta ton, dan Malaysia 900.000 ton.
"Jadi pengurangan ekspornya juga pembagiannya 3:2:1. Thailand mengurangi 160.000 ton, Indonesia 150.000 ton, dan Malaysia 45.000 ton," papar Asril.
Harga karet alam dunia saat ini ada di kisaran USD 2,5 per kilogram. Dengan langkah kesepakatan ini diharapkan harga bisa mencapai USD 3-4 per kilogram.
(mdk/oer)