Keterlibatan UMKM di Rantai Pasok Global Masih Rendah, Tertinggal dari Vietnam
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyampaikan, tingkat keterlibatan UMKM Indonesia di rantai pasok global masih rendah, bahkan masih jauh berada di bawah capaian Vietnam. Menurutnya, penyaluran pembiayaan dengan memperhatikan ekosistem bisa menjadi salah satu jawabannya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyampaikan, tingkat keterlibatan UMKM Indonesia di rantai pasok global masih rendah, bahkan masih jauh berada di bawah capaian Vietnam. Menurutnya, penyaluran pembiayaan dengan memperhatikan ekosistem bisa menjadi salah satu jawabannya. Misalnya dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster.
"Perlu diketahui, UMKM yang sudah terhubung ke rantai pasok industri di Indonesia ini baru 7 persen, yang terhubung ke global value chain baru 4 persen. Vietnam sudah 26 persen, karena itu KUR klaster ini menjadi sangat relevan untuk kita perluas untuk meningkatkan kemitraan usaha besar dan usaha kecil," kata Teten dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir di Istana Negara, Senin (19/12).
-
Siapa yang mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Bagaimana BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Dengan demikian, dukungan dengan memberikan pendanaan kepada UMKM akan mendorong roda perekonomian Indonesia. Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun.
-
Apa yang menjadi alasan BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? “Maka butuh policy seperti rencana pemerintah tersebut, sehingga akan menambah daya jelajah dan konsumsi kredit UMKM di masa yang akan datang. Kami telah lama memperjuangkan hal ini jadi kami menyambut baik rencana tersebut,” ujar Sunarso.
-
Mengapa BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
-
Bagaimana KKP mendorong kemitraan usaha pemindangan? Menurutnya, pertemuan para supplier (pemasok), distributor, dan pengolah pindang diharapkan dapat memberikan pemahaman bersama terkait gambaran makro industri pemindangan. Sebagai bentuk komitmen, Ditjen PDS mengkolaborasikan mereka dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara pelaku usaha perikanan besar (supplier) dengan distributor pemindang, kemudian kesepakatan antara distributor pemindang dengan kelompok pengolah pindang, yang kesemuanya merupakan para pelaku usaha dalam rantai pasok usaha pemindangan.
Dia menjelaskan, syarat penyaluran KUR Klaster adalah kepada kelompok usaha yang telah terintegrasi dari hulu ke hilir. Sehingga bisa membuka ruang kerja sama antara UMKM dan pengusaha besar, termasuk menempatkannya dalam alur rantai pasok industri dalam negeri.
"Sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan kapasitas usahanya, atau naik kelas," sambung Teten.
Secara umum, dari data yang dimilikinya, hingga 31 Oktober 2022, realisasi penyaluran KUR telah mencapai mencapai Rp 299,64 triliun yang diberikan kepada 6,26 juta debitur. Realisasi itu mencapai 80,30 persen dari target penyaluran KUR 2022 mencapai Rp 373,17 triliun.
Sedangkan total outstanding KUR mencapai Rp450 triliun yang diberikan kepada 38,42 debitur dengan rasio non performing loan (NLP) di posisi 1,27 persen.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
KUR Klaster Baru Sentuh 1,39 Juta Debitur
Kabar Gembira, Dana KUR Tahun Depan Naik Jadi Rp460 Triliun
Jokowi Instruksikan Perbankan Tingkatkan Penyaluran KUR Klaster
KUR Klaster Bisa Dimanfaatkan oleh Pesantren Hingga Petani Kopi
Nasabah PNM Mekaar Capai 13,5 Juta, Jokowi: Bukti Pemerintah Juga Urus UMK
Jokowi Semringah, Restoran Hingga PKL Ramai Pembeli Tiap Malam