Kisah Kampoeng Kepiting sukses naikkan pendapatan nelayan Rp 3 juta
"Dulu 2009 dapet Rp 800.000 saja susah," kata pendiri Kampoeng Kepiting, Made Sumasa.
Masyarakat kawasan pesisir pantai kerap dikaitkan dengan kondisi perekonomian pas-pasan, bahkan terbilang kurang. Namun kesan tersebut tak berlaku bagi kawasan Pesisir Tuban, Kuta, Badung, Bali.
Kawasan yang masuk wilayah konservasi tersebut nyatanya mampu menghapus kesan kehidupan nelayan tidak sejahtera. Buktinya, kini kawasan ini mampu mensejahterakan nelayannya melalui pemberdayaan masyarakat Wanasari Tuban.
Adalah Made Sumasa, Ketua Kelompok Nelayan Wanasari yang melakukan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya kepiting dan mendirikan Kampoeng Kepiting. "Tahun 2009 kita awalnya melakukan budidaya kepiting disini, sampai akhirnya tahun 2013 hasil-hasil kepiting bisa diolah untuk menggerakkan perekonomian nelayan sekitar," kata Sumasa kepada merdeka.com di Badung, Bali, Minggu (13/3).
Selama periode 2009 sampai 2013, Made Sumasa bersama masyarakat sekitar mendirikan sebuah Kampoeng Kepiting di kawasan pesisir Tuban. Tak tanggung-tanggung, pembangunan tersebut menelan biaya sebesar Rp 35 miliar.
"Dana tersebut hasil swadaya masyarakat sekitar, biaya pembangunan di awal habis sekitar Rp 35 juta untuk tracking. Pemerintah hanya memberikan izin menempati kawasan konservasi ini," ucapnya.
Dari usahanya tersebut, kata Sumasa, kini pendapatan per kapita nelayan pesisir Tuban meningkat drastis, bahkan di atas Upah Minimum Rakyat (UMR) Bali. "Dulu 2009 dapet Rp 800.000 saja susah, sekarang per kapita mereka sudah Rp 3 juta," tuturnya.
Selain itu, lanjut Sumasa, omzet yang dihasilkan pihaknya terhitung besar. Jika di rata-rata, per tahun pihaknya mampu meraup omzet sebesar Rp 1 miliar. "Di Bali kan musiman turisnya, kalau lagi high season, bisa lebih dari itu," tandasnya.
Sampai saat ini, 40 persen nelayan pesisir Tuban telah dipekerjakan. Sisanya banyak yang masih menjadi nelayan. "Pekerja di sini padat karya dari anggota nelayan sendiri. Jadi semua nelayan niatnya ingin kita hidupkan ekonominya. Tapi baru 40 persen saja, sisanya mereka nelayan hasil tangkapannya kita tampung di sini," tutupnya.
Baca juga:
Ironi nelayan pulau terluar, ikan tangkapan cuma jadi sampah lautan
Menteri Susi tak ingin bisnis perikanan identik cuma untuk orang tua
2 Kapal nelayan Vietnam berbendera Indonesia curi ikan di Natuna
Pemerintah rencana susun regulasi upah layak pekerja kapal
Regulasi perlindungan nelayan tinggal tunggu DPR ketuk palu
Nelayan Muara Angke demo tolak reklamasi Teluk Jakarta
Kapal diterjang ombak saat melaut, nelayan Jepara tewas tenggelam
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Di mana para nelayan Indramayu membuat perahu mereka? Daerah pembuatan perahu biasanya ada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, yang merupakan sungai besar di Jawa Barat dan bermuara ke Laut Jawa.
-
Kenapa Dewi Perssik dijuluki "Nyai"? Karena kesuksesan sinetron ini, banyak orang ingin dipanggil 'Nyai' pada waktu itu.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.