Kisah Pria Usia 25 Tahun Sukses Bangun Jaringan Hotel
Semua bermula, pada usianya yang ke-19, Ritesh mendirikan jaringan layanan hotel OYO di Kota Gurgaon, di luar ibu kota India.
Kisah sukses ini mungkin bisa jadi inspirasi. Adalah Ritesh Agarwal yang putus dari sekolah berhasil mengubah nasibnya. Hanya dalam 6 bulan, dia mampu menjadi salah satu miliuner termuda di India.
Semua bermula, pada usianya yang ke-19, Ritesh mendirikan jaringan layanan hotel OYO di Kota Gurgaon, di luar ibu kota India.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
Kian agresif kini jaringan hotel OYO kian meluas di India, mencapai 18 ribu lokasi. Di China hampir mencapai 13 ribu. Tidak hanya di India dan China, hotel ini bisa ditemukan di Inggris, Indonesia, Filipina, dan Uni Emirat Arab.
Kembangkan Bisnis Secara Global
Bahkan kini, pada usianya ke-25, Ritesh ingin mengembangkan hotelnya secara global dan berencana memperluas hingga ke Amerika.
"Amerika adalah salah satu pasar perhotelan terbesar, baik dalam hal pariwisata domestik dan internasional dan karenanya itu memberi peluang besar bagi kami," jelas Ritesh Agarwal dikutip dari CNN.
Sebenarnya jaringan hotel OYO sudah ada di Amerika, di 200 lokasi. Tetapi Ritesh mengaku masih kurang. Pada Agustus lalu, OYO telah membeli Hooters Casino Hotel dan telah dinamai ulang sebagai OYO Hotel & Casino Las Vegas.
Selama ini, jaringan hotel OYO dikenal murah. Rata-rata tarif kamar yang dikenakan USD 30 atau Rp421 ribu (1 USD = Rp14.038) per malam.
Asal Usul OYO
OYO awalnya didirikan pada 2002, sebagai layanan jaringan hotel online bernama Oravel Travel yang mengumpulkan daftar kamar hotel murah. Salah seorang mitra Hotel OYO mengatakan itu serupa dengan konsep Airbnb.
Awalnya ide tersebut dianggap tidak sesuai untuk India pada saat itu. Salah seorang teman Ritesh bahkan menyarankan untuk mengubah konsep. Tapi saat itulah Ritesh merasa percaya diri dengan idenya.
Terbukti, kini OYO yang merupakan singkatan dari "On Your Own" akhirnya memperluas cabangnya pada tahun 2006 dan berkembang hingga sekarang.
Perusahaan sekarang memiliki lebih dari 35.000 jaringan hotel di 800 kota, dan mempekerjakan 20.000 orang, yang setengahnya di India.
Rahasiakan Pendapatan Perusahaan
Namun sayang Ritesh menolak untuk mengungkapkan pendapatan perusahaan. Namun OYO tercatat memiliki beberapa investor lain termasuk SoftBank, Sequoia Capital India, Airbnb dan Greenoaks Capital, yang diperkirakan bernilai USD 10 miliar.
Pada bulan Oktober, perusahaan mengumpulkan USD 1,5 miliar lagi, termasuk investasi USD 700 juta dari Agarwal, yang sekarang memiliki 30 persen saham di perusahaan.
Agarwal juga membeli saham yang ada senilai USD 1,3 miliar dari investor Lightspeed Venture Partners dan Sequoia Capital.
Reporter: Chrismonica
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)