Kominfo Usul BPJS Ketenagakerjaan Ganti Branding & Tingkatkan Layanan
Menurut Rudiantara, fokus BPJS Ketenagakerjaan adalah soal pemberian jaminan keselamatan kerja. Dengan demikian, branding yang diinginkan harus tetap sesuai dengan core bisnis perusahaan.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengusulkan kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk membranding ulang pemasarannya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Dijelaskan Rudiantara, jumlah pekerja di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 120 juta orang. Namun jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan baru sekitar 50 juta orang.
-
Siapa yang dijamin BPJS Ketenagakerjaan? Seluruh pemain timnas yang berlaga di Piala AFF yang digelar di Stadion Jakabaring, Palembang ini akan dilindungi keselamatannya, sejak saat latihan terlebih saat pertandingan.
-
Apa saja program yang ditawarkan BPJS Ketenagakerjaan? Dengan BPJS Ketenagakerjaan, para pekerja akan memperoleh perlindungan melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
-
Kenapa Pemkot Bontang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan? Tujuan kegiatan ini adalah untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021. Tentang optimalisasi Program Jaminan Sosial Ketengakerjaan dan untuk menjamin perlindungan sosial para pekerja di wilayah Kota Bontang.
-
Mengapa BSU BPJS Ketenagakerjaan diberikan? Program ini bertujuan untuk membantu para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19, dengan memberi subsidi bagi upah mereka.
-
Siapa yang menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan? "Kami hadir mendampingi Ibu Suharti menyerahkan santunan kepada ahli waris dari peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terdaftar pada PPNPN Biro Umum Kemendikbudristek," jelas Zainudin.
-
Kenapa Pemkot Makassar memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja rentan? Sebagai tindak lanjut atas visi dan misi Walikota Makassar, Bapak Danny Pomanto, dimana beliau ingin menciptakan Kota Makassar sebagai Kota yang resillience yaitu kota yang punya daya tahan. Sehingga, salah satu cara mendukung implementasi dari visi dan misi Kota Makassar tersebut adalah dengan memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja rentan di Kota Makassar,” ujar Yasir.
"Saran saya cari brand yang mudah dikenal. Kenapa harus tulis BPJS Ketenagakerjaan. Mungkin secara legal benar tapi secara marketing susah," kata Rudiantara di Balai Kartini, Rabu (10/4).
Menurutnya, fokus BPJS Ketenagakerjaan adalah soal pemberian jaminan keselamatan kerja. Dengan demikian, branding yang diinginkan harus tetap sesuai dengan core bisnis perusahaan.
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan jumlah kepesertaan, Rudiantara juga mengusulkan sistem layanan harus bersifat jemput bola. Dia mencontohkan, layanan jemput bola tersebut dengan secara konsisten melaporkan saldo Jaminan Hari Tua (JHT) setiap bulannya.
Penyampaian saldo ini sendiri bisa dilakukan dalam bentuk SMS ataupun melalui email masing-masing peserta.
"Atau kalau punya aplikasi, bisa ditambahkan layanannya di situ. Jadi tidak harus peserta itu ke kantor BPJS Ketenagakerjaan," tegasnya.
"Dengan berinvestasi di teknologi saya kira lebih murah jika dibandingkan harus beli reader e-KTP yang satu unitnya Rp 9 juta. Itu akan lebih boros," pungkas Rudiantara.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)