Kuartal II-2018, industri asuransi jiwa catatkan pendapatan Rp 89,73 triliun
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu menjelaskan, total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 104,3 persen.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan pendapatan industri asuransi jiwa sebesar Rp 89,73 triliun di kuartal II-2018. Angka ini turun 22,9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 116,35 triliun.
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu menjelaskan, total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 104,3 persen.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
"Nilai pendapatan premi ini lebih besar dibandingkan total pendapatan yang disebabkan nilai negatif dari hasil investasi yang cukup tinggi," kata dia di Jakarta, Senin (27/8).
Pada kuartal kedua 2018, total pendapatan premi tumbuh 5,5 persen sebagai hasil dari meningkatnya pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan, menjadi Rp 93,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 88,66 triliun.
Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 9,5 persen dan berkontribusi sebesar 44,9 persen.
"Selanjutnya dari saluran keagenan mengalami pertumbuhan tertinggi di antara saluran distribusi yang ada sebesar 9,9 persen dengan kontribusi 39,3 persen, sementara saluran distribusi alternatif mengalami perlambatan 12,2 persen dan memiliki kontribusi sebesar 15,9 persen," ujar dia.
Dari sisi pertumbuhan bisnis baru, hal ini ditopang oleh meningkatnya kinerja saluran distribusi keagenan sebesar 27,9 persen dan saluran bancassurance yang naik 8,5 persen, dengan masing-masing berkontribusi sebesar 27,5 persen dan 55,7 persen terhadap premi bisnis baru.
Pertumbuhan industri masih didorong oleh jenis produk asuransi terkait investasi (unit link) yang berkontribusi 59,5 persen dari total premi, dan berkontribusi 52,4 persen dari bisnis baru. "Sementara itu, produk tradisional berkontribusi 40,5 persen dari total premi, dan berkontribusi 47,6 persen dari bisnis baru," ujarnya.
Dari sisi jumlah investasi, pada kuartal II-2018 turut mengalami pertumbuhan sebesar 2,4 persen menjadi Rp 445,83 triliun. Kenaikan jumlah investasi menjadi kontributor utama dari kenaikan total aset sebesar 1,2 persen menjadi Rp 499,96 triliun dibanding pencapaian periode yang sama tahun 2017 senilai Rp 493,99 triliun.
Selain itu, total klaim dan manfaat yang dibayarkan pada kuartal II-2018 menjadi Rp 60,78 triliun, meningkat 14,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 53,08 triliun.
Proporsi terbesar pembayaran klaim dan manfaat adalah dari klaim nilai tebus (surrender) yang mencapai 57,3 persen dari total klaim dan manfaat, meningkat sebesar 16,2 persen menjadi Rp 34,80 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 29,96 triliun.
"Peningkatan ini menandakan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin tumbuh terhadap produk asuransi," tegasnya.
Pihaknya juga mencatat, sampai akhir kuartal II 2018, pertumbuhan total tertanggung industri asuransi jiwa mengalami penurunan 9,0 persen dari 58.509.690 orang menjadi 53.271.946 orang. "Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah tertanggung, baik perorangan maupun kumpulan, d imana banyaknya klaim nilai tebus (surrender) dengan proporsi terhadap total klaim mencapai 57,3 persen."
AAJI mencatat, penetrasi asuransi jiwa yang dilihat dari besarnya jumlah tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk menunjukkan nilai di angka 6,6 persen.
"Dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bangsa, AAJI terus berkomitmen penuh untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat dengan merekrut dan mengembangkan tenaga pemasaran yang handal dan berkualitas melalui para anggotanya," tandasnya.
Baca juga:
Jalin kerja sama, Siloam Yogyakarta buka layanan khusus asuransi Mandiri InHealth
HUT ke 47, Asabri sumbangkan ambulans dan kursi roda
2019, Pesawat Garuda Indonesia akan terlindung asuransi Askrindo
Resmi kerja sama, Askrindo beri jaminan sekuritisasi aset keuangan Garuda Indonesia
Catatkan kinerja baik di 2017, BRI Life sabet dua penghargaan