Kuasai Bandara Halim Perdanakusuma, Lion Air siap temui TNI AU
Edward berharap pengembangan bandara bisa dilakukan mulai November mendatang dan selesai dalam jangka waktu 9 bulan.
Maskapai penerbangan Lion Air menyatakan siap untuk mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma. Bahkan, perusahaan milik Rusdi Kirana tersebut segera akan menemui TNI Angkatan Udara untuk membicarakan hal ini.
"Kami harus bicarakan dengan TNI AU untuk meningkatkan pelayanan penerbangan di masyarakat. Bandara Soekarno Hatta sudah stagnan," ucap Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, ketika ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (15/10).
Menurut Edward, pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma sudah sangat mendesak. Bandara Soekarno Hatta tidak bisa lagi menampung pertumbuhan penumpang yang terbang dan mendarat di Jakarta.
"Kalau pertumbuhan penumpang Jakarta 10 persen saja kita mau bawa ke mana. Sampai sekarang belum ada solusi kan," tegasnya.
Edward berharap pengembangan bandara bisa dilakukan mulai November mendatang dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 9 bulan. Pengembangan bandara ini akan memperbesar daya tampung Bandara Halim Perdanakusuma menjadi 11 juta penumpang per tahun.
Edward enggan komentar mengenai nasib aset Angkasa Pura II di Halim Perdanakusuma serta nasib sekolah pilot yang berada di kawasan Jakarta Timur tersebut. "Ada yang mengatur sekolah pilot itu ada yang atur. Analoginya gitu dong," tutupnya singkat.
Seperti diketahui, pengembangan bandara ini dilakukan Lion Air menyusul keputusan Mahkamah Agung yang menyerahkan pengelolaan bandara kepada PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS).
Lion Group memiliki saham 80 persen di ATS sedangkan Inkopau menguasai 20 persen saham di ATS. Angkasa Pura II sebelumnya juga telah mengajukan kasasi membatalkan putusan tersebut. Tapi MA menolak.