Libur Lebaran 2019, Penyediaan Uang Tunai BRI Turun Menjadi Rp48 Triliun
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat penurunan jumlah uang tunai yang disiapkan selama libur Lebaran 2019 jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini Bank BRI hanya menyiapkan kebutuhan uang tunai pada momen Ramadan dan Lebaran senilai Rp 48,2 triliun, turun dibandingkan pada 2018 sebesar Rp 62 triliun.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat penurunan jumlah uang tunai yang disiapkan selama libur Lebaran 2019 jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini Bank BRI hanya menyiapkan kebutuhan uang tunai pada momen Ramadan dan Lebaran senilai Rp48,2 triliun, turun dibandingkan pada 2018 sebesar Rp62 triliun.
"Bahkan, realisasi kebutuhan puncak uang tunai 10 hari menjelang dan pada saat liburan Lebaran hanya sebesar Rp41,2 triliun," kata Direktur Jaringan dan Layanan PT Bank BRI, Osbal Saragi, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6).
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
Penurunan tersebut, jelas dia, dilakukan sebagai bentuk optimisme BRI terhadap transaksi nasabah secara cashless melalui channel yang ada dan evaluasi kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun.
Selain itu, kinerja jaringan e-channel Bank BRI juga semakin bagus, sehingga masyarakat tidak perlu lagi merasa kuatir apabila kekurangan uang tunai. Sebab, bisa diperoleh langsung di 22.600 ATM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia dan apabila kelebihan uang tunai dapat menyetorkan langsung di mesin CRM BRI.
"Secara keseluruhan transaksi nasabah mengalami kenaikan, terlebih kami hanya libur kantor saat hari H Lebaran, bahkan transaksi e-channel tetap berjalan selama 24 jam non-stop setiap hari dengan realibility 95 persen. Bila kami rata-rata, transaksi nasabah mencapai Rp25 juta melalui berbagai channel yang kami punyai," tutur Osbal.
Osbal Saragi menambahkan, pasca libur Lebaran, BRI mengalami berbagai lonjakan transaksi perbankan. Salah satunya jumlah transaksi per hari meningkat dari sekitar 22,72 persen yaitu dari rata-rata 22 juta transaksi per hari menjadi 27 juta transaksi per hari.
Semua transaksi ini di eksekusi melalui jaringan e-Channel dan e-Banking serta Jaringan Kantor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tempat yang paling banyak di kunjungi dan di datangi oleh nasabah dan masyarakat untuk bertransaksi adalah ATM dan CRM 35,37 persen, EDC Merchant 24,07 persen, internet banking 13,11 persen, dan di Jaringan Kantor yang buka menjelang Lebaran dan pada saat libur Lebaran sebanyak 10,04 persen.
Data ini, lanjut dia, juga menunjukkan bahwa Bank BRI telah berhasil melakukan shifting transaksi dari Banking Hall Kantor ke jaringan-jaringan e-Channel dan e-Banking.
"Internet Banking BRI selama H-14 hingga Hari H Lebaran rata-rata per hari terdapat 3,42 juta kali transaksi, naik sebesar 31,27 persen dibandingkan rata-rata per hari pada periode Januari-April 2019 yakni sebesar 2,61 juta kali transaksi," ujar Osbal.
Sedangkan, transaksi Mobile Banking BRI juga mengalami kenaikan serupa yakni selama H-14 hingga Hari H Lebaran rata-rata per hari terdapat 1,12 juta kali transaksi, naik sebesar 9,4 persen dibandingkan rata-rata per hari pada periode Januari-April 2019 yakni sebesar 1,09 juta kali transaksi.
Bila dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, kedua transaksi baik Internet Banking maupun Mobile Banking mengalami kenaikan yang signifikan. Internet Banking BRI naik 109,75 persen dari 1,62 juta transaksi pada 2018 naik ke 3,42 juta transaksi pada 2019. Mobile Banking BRI naik sebesar 23,4 persen dari 964.000 transaksi ke 1,12 juta transaksi.
"Kami mengalami puncak transaksi Internet Banking BRI dan Mobile Banking BRI pada H-12 Lebaran 2019. Berbeda saat tahun 2018 lalu, terjadi saat H-10 Lebaran," imbuhnya.
Baca juga:
Kemenhub Catat Pemudik Angkutan Umum Lebaran 2019 Turun, Terbesar dari Pesawat
Kemenhub Klaim Harga Tiket Pesawat Selama Libur Lebaran Turun 16 Persen
Turun 51 Persen, Pemudik Lebaran 2019 di Bandara Adi Soemarmo Cuma 79.867 Orang
10 Persen Pekerja di Indonesia Berpindah Tempat Kerja setelah Lebaran
Pencari Kerja Padati Kantor Dinas Ketenagakerjaan Tangerang
Tradisi Hari Raya Ketupat di Gorontalo Pecahkan Rekor Muri
Konsumsi Pertamax Cs Meroket di Musim Mudik Lebaran 2019