Lima perbedaan mobil listrik Selo dan Tucuxi
Dahlan tetap berambisi dan ngotot melanjutkan pengembangan mobil listrik.
Geliat mobil listrik memang berhasil dipopulerkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Pembuatan mobil listrik oleh anak negeri bertujuan agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain seperti Jepang atau Amerika. Itu adalah cita-cita dan harapan Dahlan.
Bisa dibilang, Dahlan adalah salah satu tokoh dan pejabat yang paling bersemangat dan berambisi menjadikan mobil listrik sebagai mobil nasional. Dahlan selalu terlihat tampil di depan publik dan berdiri di barisan terdepan untuk memperkenalkan mobil listrik, mulai dari Ahmadi yang mirip Hyundai Atoz hingga yang terakhir adalah mobil sport Tucuxi merah.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Siapa Teuku Iskandar? Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden.
-
Kapan kebakaran tiang listrik terjadi? Insiden terjadi ketika hujan deras tengah mengguyur lokasi tersebut.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencurian arus listrik di Medan? Agung mengatakan, dalam kasus ini, listrik yang dikelola PLN melalui proses pembangkit listrik disalurkan secara ilegal ke aktivitas penambangan Bitcoin tersebut.
Setelah mengalami kecelakaan saat uji coba mobil listrik sport Tucuxi, Dahlan tidak banyak bicara mengenai mimpinya untuk membuat mobil listrik nasional karya anak bangsa. Hanya saja, beberapa waktu lalu Dahlan mengaku tidak kapok untuk mengembangkan mobil listrik meskipun proyek mobil listrik Tucuxi dinyatakan gagal dan tidak dilanjutkan lagi.
"Mobil listrik jalan terus. Kita akan terus diperbaiki kekurangannya sehingga menjadi lebih sempurna," ujar Dahlan yang ditemui di Monas, beberapa waktu lalu.
Tapi siapa sangka jika ternyata Dahlan Iskan dan putra petirnya diam-diam tengah mempersiapkan sebuah mobil listrik baru. Tiba-tiba Dahlan menyampaikan bahwa akan ada generasi baru dari mobil listrik Tucuxi. "Namanya Selo," ujar Dahlan saat ditemui di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (19/3).
Untuk pengerjaan proyek terbarunya ini, Dahlan tidak lagi bekerja sama dengan Danet Suryatama, sang pencipta Tucuxi. Dahlan dan Danet memang sudah pecah kongsi.
Dahlan tidak banyak menjelaskan mengenai proyek terbarunya ini. Dari pernyataan Dahlan, terlihat beberapa perbedaan antara Selo dan Tucuxi. Apa saja perbedaannya? Berikut sedikit rangkuman mengenai perbedaan dua mobil listrik tersebut.
Sosok pencipta mobil listrik
Selalu ada sosok atau figur baru dalam proses pengembangan dan pembuatan mobil listrik. Mobil listrik pertama dikembangkan oleh Dasep Ahmadi. Lalu muncul nama Danet Suryatama yang mengembangkan mobil listrik Tucuxi.
Namun kemesraan Dahlan dan Danet harus berakhir seiring kecelakaan mobil listrik Tucuxi yang dikendarai Dahlan.
Kini muncul nama baru di balik proyek terbaru pengembangan mobil listrik. Mobil listrik yang nantinya akan dinamai Selo ini dikembangkan oleh Riki Elson.
Biaya pembuatan
Dalam pembuatan mobil listrik generasi Selo, Dahlan menyebut biayanya tidak akan semahal Tucuxi.
Untuk mengembangkan Tucuxi, Dahlan harus merogoh uang hingga Rp 3 miliar. Sementara untuk mobil Selo ini dikatakan hanya menghabiskan Rp 1,5 miliar. "Nggak semahal Tucuxi," tegas Dahlan.
Gear Box
Dahlan Iskan menuding, gear box sebagai penyebab kecelakaan saat uji coba Tucuxi. Dahlan menuturkan, Tucuxi tidak dilengkapi gear box, sehingga kekuatan saat pengereman tidak maksimal.
"Karena Tucuxi tidak memakai gearbox, maka kekuatan rem ada di rem itu sendiri. Tidak ada bantuan apapun," ujar Dahlan beberapa waktu lalu.
Sejak saat itu, Dahlan ngotot setiap pengembangan mobil listrik harus menggunakan gear box. Termasuk untuk pembuatan mobil listrik Selo. "Ini pakai gear box," singkat Dahlan ketika ditemui di Gedung PLN, Jakarta, Selasa (19/3).
Lokasi pameran
Mobil sport Selo akan dipamerkan di gelaran KTT APEC di Bali pada Oktober nanti. Selain mobil sport Seno, Dahlan juga akan membawa Bus Listrik untuk kelas VIP 10 bus, mobil listrik kelas Alphard 5 buah dan mobil minibus semacam carry sebanyak 10 buah.
Sementara mobil listrik Tucuxi, dipamerkan kepada publik di gelora Bung Karno. Awalnya, Dahlan ingin memamerkan Tucuxi di Monas, namun akhirnya dialihkan ke Gelora Bung Karno. Saat itu, Dahlan juga mengajak warga untuk test drive.
Makna di balik nama
Setiap nama yang disematkan di mobil listrik selalu memiliki arti tersendiri. Mobil listrik sejenis AtoZ diberi nama Ahmadi karena diambil dari nama sang pembuat yakni Dasep Ahmadi. Sementara Tucuxi diambil dari nama ikan lumba lumba yang langka dari Amerika.
Yang terbaru, Dahlan memberi nama mobil listrik terbarunya Selo. Dalam bahasa Jawa, Selo berarti batu. Nama ini diambil karena mobil listrik sebelumnya yakni Tucuxi hancur setelah menabrak batu.?
Baca juga:
Dahlan sebut Tucuxi terlalu mahal untuk dikembangkan
Setelah tabrakan, Dahlan hentikan pengembangan Tucuxi
Tinggalkan Danet, Dahlan minta Dasep kembangkan Tucuxi
5 Persoalan Tucuxi yang diperdebatkan Dahlan dan Danet