Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Dia melihat adanya peluang usaha yang mampu menyerap banyak sekali karyawan. Dia pun tertarik karena dengan membuka usaha tersebut, dia bisa membantu sesama.
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
- Kerja di Perusahaan Ini Dapat Gaji Rp15,7 Juta per Bulan, Boleh Cuti 10 Hari Jika Sedang Merasa Tak Bahagia
- Bangun Usaha Kayu dari Garasi Rumah, Wanita Ini Raih Omzet Hingga Rp200 Juta per Bulan
- Istri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
- Ternyata, Ini Rahasia Sukses Tiga Pengusaha Kecil Bertahan Hingga Puluhan Tahun
Iba Hidayat, seorang mahasiswa management bisnis mempunyai mimpi menjadi wirausaha sukses. Terinspirasi dari tayangan bisnis jamur tiram di televisi, kini dia jadi pemilik Nguberwelas Mushroom.
Dilansir dari kanal YouTube Pecah Telor yang diunggah pada 2 Agustus 2023, Hidayat awalnya bekerja di Bekasi pada 2017.
Dia bekerja di budidaya bebek petelur. Tapi sayangnya pada tahun 2017, harga telur bebek mengalami penurunan secara drastis dan harga pakan naik.
Akhirnya, di tahun 2017 akhir setelah kontrak kerjanya habis, dia memutuskan untuk bulan pulang ke Tulungagung. Hingga akhirnya dia terinspirasi dari sebuah acara televisi. Acara tersebut menayangkan seputar jamur tiram.
Dia melihat adanya peluang usaha yang mampu menyerap banyak sekali karyawan. Dia pun tertarik karena dengan membuka usaha tersebut, dia bisa membantu sesama.
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar. Akhirnya, dia bertekad untuk terjun lebih dalam mempelajari bisnis jamur tiram ini.
Meskipun awalnya tidak yakin, dia melakukan riset pasar dan memulai usaha dengan modal Rp100.000 untuk membeli jamur sebanyak 10 Kg untuk dijual kembali. Pada saat itu, profit yang dia dapat Rp70.000.
Melihat adanya prospek profit di pasar yang cukup stabil, dia mantap untuk memulai usaha jamur tiram. Dia memutuskan untuk pengadaan background back kapasitas 1.000 baglog.
Budidaya yang dia lakukan merupakan komoditas baru dan belum banyak yang kenal. Awalnya masyarakat desa Bangun Jaya, masih ragu untuk mengkonsumsi jamur.
Hingga akhirnya dia terus memperkenalkan jamur kepada masyarakat. Seiring berjalannya waktu jamur mulai diterima.
Bahkan yang awalnya dia kesusahan untuk menjual produk jamur itu, saat ini dia yang dikejar-kejar oleh pembeli. Hasil panennya pun selalu habis.
Namun, budidaya jamur tiramnya juga pernah mengalami kegagalan yang pahit.
Bencana menimpanya saat 3000 baglog jamur yang dia rawat gagal panen karena serangan bakteri yang merajalela. Kerugian besar dan kekecewaan mendalam melanda, namun Hidayat tidak menyerah.
Meskipun pasar jamur sedang lesu, semangatnya tidak pernah padam. Dia melihat keunikan dalam setiap langkah budidaya jamur, menemukan tantangan yang menghantui dan misteri yang mengelilinginya.
Iba teguh pada keyakinannya bahwa kesabaran, ketekunan, dan konsistensi adalah penentu sejati keberhasilan di dunia yang penuh warna ini.
Dia menceritakan dalam proses budidaya jamur mulai dari pembibitan hingga panen pertama, memakan waktu sekitar 40 hari. Dia bisa mendapatkan uang sebesar 4 juta dari 1.000 baglog.
Budidayanya yang kini dengan kapasitas mencapai 10.000 baglog dalam sehari dia bisa memanen sebanyak 30 Kg jamur tiram. Artinya dalam sekali panen raya dia mampu mendapatkan keuntungan mencapai Rp40 juta.
Keyakinannya bahwa kesabaran, ketekunan, dan konsistensi adalah penentu sejati kesuksesan budidaya jamur tiram yang dia jalani.