Mana yang Lebih Rentan Resesi, Negara Maju Atau Berkembang
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, negara maju saat ini lebih rentan terkena resesi ketimbang negara berkembang akibat wabah pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu didapatnya berdasarkan data pertumbuhan ekonomi pada kuartal I atau semester I-2020.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, negara maju saat ini lebih rentan terkena resesi ketimbang negara berkembang akibat wabah pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu didapatnya berdasarkan data pertumbuhan ekonomi pada kuartal I atau semester I-2020.
Seperti diketahui, beberapa negara berkekuatan ekonomi besar kini telah terjerumus ke jurang resesi pada semester pertama tahun ini. Di antaranya Amerika Serikat (AS), Jerman, Korea Selatan, Singapura, dan Hong Kong. Di sisi lain, ada sejumlah negara yang ekonominya tetap tumbuh pada kuartal I 2020. Antara lain Mesir (5 persen), Turki (4,5 persen), China (3,2 persen), Norwegia (1,7 persen), Rusia (1,6 persen), dan Chili (0,4 persen).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah? Contoh tiga wilayah yang menjadi pusat industri hilirisasi SDA khususnya mineral dan logam, yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Kalimantan, mengalami pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai wilayah Sulawesi yakni 6,64% (yoy), disusul Maluku dan Papua yakni 6,35% (yoy), dan Kalimantan yaitu 5,56% (yoy).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Bhima mengatakan, negara berkembang lebih kuat menghadapi resesi lantaran sejumlah faktor. Dia lalu mencontohkan China, yang dapat cepat menangani penyebaran pandemi Covid-19 dengan melakukan lockdown.
"Jadi waktu wabah terdeteksi di Wuhan langsung pemerintah China lakukan lockdown, bahkan diperluas ke kota di provinsi Hubei lainnya. Ini yang buat recovery lebih cepat di kuartal II dibanding negara lain," ujar Bhima kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (2/8).
Menurut dia, ada korelasi penanganan Covid-19 yang cepat dan serius dengan pemulihan ekonomi. "Negara maju seperti di AS penanganannya agak terlambat," sambungnya.
Selain itu, ada juga faktor di sektor keuangan yang turut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Bhima mengatakan, kuatnya pasar domestik sangat berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi negara tersebut di tengah situasi krisis pandemi Covid-19.
"Tapi di sisi yang lain tentunya ada faktor struktur ekonomi, dimana China mengandalkan konsumsi domestik juga yang besar. Ada 1.3 miliar penduduk untuk boost konsumsi," terangnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar Indonesia bisa mengencangkan keran ekspor ke China. Langkah tersebut dinilainya dapat bantu memitigasi Indonesia dari ancaman resesi. "Misalnya China di kuartal dua justru tumbuh positif 3,2 persen. Artinya demand produk indonesia di China bisa segera pulih lebih cepat dari AS," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekonomi Tak Didominasi Perdagangan Internasional Jadi Keuntungan Bagi Indonesia
Di Ambang Resesi, RI Diimbau Genjot Industri Manufaktur dan Pertanian
Indonesia di Ambang Jurang Resesi
Harga Minyak Dunia Merosot Terseret Pelemahan Ekonomi AS
Ekonomi Turun Terburuk Sepanjang Sejarah, Amerika Serikat Resmi Masuk Jurang Resesi
Pemerintah Harap Program Penjaminan Korporasi Bisa Mencegah Resesi Ekonomi