Manulife Indonesia Raup Premi Rp12,1 Triliun di 2021, Bayar Klaim Rp8,9 Triliun
Adapun kinerja premi bisnis baru tumbuh dua digit mencapai 35 persen dari sebelumnya Rp5,6 triliun menjadi Rp7,5 triliun (berdasarkan Annualized Premium Equivalent – APE).
Perusahaan asuransi, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) meraup pendapatan bersih premi asuransi Rp12,1 triliun di 2021. Perolehan ini naik 42 persen dibanding periode sama tahun 2020. Pertumbuhan signifikan itu didorong kenaikan pendapatan premi di tahun yang sama.
Adapun kinerja premi bisnis baru tumbuh dua digit mencapai 35 persen dari sebelumnya Rp5,6 triliun menjadi Rp7,5 triliun (berdasarkan Annualized Premium Equivalent – APE).
-
Kenapa rasio dokter Indonesia menjadi perhatian industri asuransi jiwa? Kehadiran SDM dengan latar belakang bidang kesehatan ini tentunya guna mendukung pelaku industri asuransi jiwa dalam meramu dan menghasilkan inovasi produk dan layanan khususnya terkait asuransi kesehatan.
-
Kenapa memiliki asuransi bisa membuat hidup lebih tenang? Memiliki asuransi sedari dini dapat membantumu terhindari dari hal-hal buruk yang tak diingini. Selain itu, asuransi juga bisa membuat kehidupan lebih tenang berkat kegunaannya yang mengcover berbagai biaya tak terduga, seperti perawatan rumah sakit, kecelakaan, dan sebagainya.
-
Apa itu Asuransi Lentera? Asuransi LENTERA merupakan produk Asuransi Berjangka atau term life yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam kehidupan para pemegang polis dan orang tercinta.
-
Apa yang dicapai Asuransi Tri Pakarta di 2022? Perseroan pun mampu menorehkan kinerja yang positif pada 2022, di mana total aset mencapai Rp2,79 triliun. Komposisi aset tersebut terdiri dari Aset Investasi sebesar Rp1,09 triliun dan Aset Non Investasi sebesar Rp1,70 triliun.
-
Siapa yang mengeluarkan Asuransi Lentera? Tahukah Anda jika BRI Life, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), melalui anak perusahaan, telah menghadirkan Asuransi LENTERA?
-
Dimana Asuransi Bisnis membantu perusahaan? Perlindungan ini dapat mencakup kerugian atau kerusakan properti. Tanggung jawab hukum, kecelakaan, dan berbagai risiko lainnya yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional bisnis.
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland mengatakan, selain dari pertumbuhan bisnis yang kuat, pihaknya senantiasa berkomitmen untuk membantu masyarakat mencapai tujuan finansial dan membuat hidup lebih baik.
"Tahun 2021 merupakan tahun yang menantang, namun komitmen kami terhadap nasabah tetap terlihat dari hasil pembayaran klaim sepanjang tahun sebesar Rp 8,9 triliun atau sebesar Rp 25 miliar setiap harinya," kata dia di Jakarta, Senin (23/5).
Kinerja Manulife yang gigih di Indonesia semakin signifikan dibandingkan kinerja sektor asuransi secara industri. Berdasarkan Laporan Kinerja 2021 dari 58 perusahaan anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), industri asuransi jiwa mencetak pendapatan mencapai Rp202,9 triliun atau naik 8,2 persen.
Kinerja premi yang positif juga diikuti pertumbuhan aset Manulife Indonesia. Hingga akhir tahun 2021, total aset kelolaan Manulife Indonesia tumbuh 21 persen dari Rp86 triliun menjadi Rp104 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini mengindikasikan membaiknya kondisi pasar keuangan setelah tekanan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020.
Ryan Charland menyebutkan, indikator kekuatan lainnya, Manulife Indonesia tercatat memiliki cadangan teknis sebesar Rp41,6 triliun hingga akhir 2021.
Kondisi itu sekaligus menegaskan tekad perusahaan dalam memastikan perlindungan keuangan jangka panjang untuk seluruh nasabahnya di Indonesia.
Selain itu, Manulife Indonesia terus mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung keseluruhan operasi bisnisnya dengan rasio kecukupan modal (Risk-based Capital/RBC) sebesar 825 persen untuk bisnis konvensional dan RBC dana tabarru Unit Syariah pada Desember 2021 sebesar 609 persen.
Manajer Investasi
Sementara itu, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Indonesia.
CEO & Presiden Direktur MAMI Afifa mengatakan, sepanjang 2021, total dana kelolaan MAMI tumbuh 16,7 persen menjadi Rp113,4 triliun. Disebutkan, dana kelolaan reksa dana MAMI meningkat 27,4 persen menjadi Rp62,9 triliun pada akhir 2021.
"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas kepercayaan para investor, institusi dan individu, serta dukungan para mitra distribusi MAMI. Dukungan dan kepercayaan tersebut membuat kami berhasil mempertahankan posisi MAMI di peringkat pertama daftar perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan reksa dana terbesar di Indonesia," tutur Afifa.
Baik Manulife Indonesia dan MAMI optimistis kinerja tahun 2022 akan lebih baik. Hal itu melihat kondisi perekonomian yang mulai membaik seiring meredanya pandemi Covid-19.
Manulife Indonesia berkomitmen pada pertumbuhan kebutuhan perlindungan asuransi jangka panjang mengingat penetrasi yang masih rendah dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya terlindungi asuransi.
Hal senada dikatakan pengamat asuransi Irvan Rahardjo. Ia meyakini, tahun ini diperkirakan industri asuransi akan semakin tumbuh dan lebih baik dibandingkan sebelum masa pandemi.
"Saya kira bisa, karena ekonomi sudah tumbuh 5,01 persen pada kuartal pertama 2022, dan itu diperkirakan akan terus meningkat," tutur Irvan.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)